Hardisk multi Distro

Harddisk Multi Distro
Menggunakan banyak SO dalam satu harddisk, misalnya ada Linux RedHat, Linux SuSE, Linux Mandrake dan bahkan ada Microsotf Windows jika perlu dapat dilakukan. Kalimat Siapa Takut itu artinya jangan ragu-ragu, takut untuk belajar suatu hal yang menurut anda baru. Biasanya jika kita mempunyai harddisk lebih dari satu, misalnya 3 buah harddisk maka ada kecenderungan untuk menginstal SO (sistem operasi) yang berbeda dengan satu tujuan untuk belajar memahami kelebihan dan kekurangan SO tersebut. Sebenarnya pekerjaan ini bisa dikatakan kurang efesien, berikut ini ada sedikit tips yang mungkin dapat membantu anda sehingga cukup satu harddisk saja yang difungsikan sedangkan harddisk lain dapat dijadikan sebagai backup data-data saja.


Dalam terminologi DOS / Microsotf Windows, pembacaan partisi harddisk yang diasosiasikan dengan simbol huruf tertentu, biasa di mulai dari huruf C untuk harddisk pertama, D untuk harddisk kedua dan seterusnya diasumsikan anda mempunyai lebih dari satu harddisk. Dengan konsep yang sama, juga terjadi pada satu harddisk tetapi banyak partisi yang diasosiasikan dengan simbol C, D dan seterusnya. Sebenarnya metode ini sangat membingungkan, bagaimana kita mengetahui bahwa harddisk yang berada dalam komputer terdiri dari satu, dua atau lebih harddisk tanpa membuka komputer tersebut. Lihat saja, semua partisi disimbolkan dengan huruf tanpa melihat jumlah harddisk.

Linux dan juga UNIX, semua device atau hardware di komputer dianggap sebagai sebuah direktori atau file file. File-file khusus yang merupakan simbol untuk semua device tersebut disimpan dalam direktori tertentu, misalnya /dev. Harddisk yang merupakan salah satu device tersebut disimbolkan ke dalam direktori /dev/hda. Jadi bila terdapat dua harddisk, harddisk pertama adalah /dev/hda dan harddisk kedua adalah /dev/hdb1. Jika masing-masing harddisk tersebut dibagi lagi menjadi 3 partisi, maka terdapat partisi /dev/hda1, /dev/hda2, /dev/hda3 dan /dev/hdb1, /dev/hdb2, /dev/hdb3. Penerapan konsep ini menjadikan kita memahami keberadaan jumlah harddisk atau partisi harddisk dalam sistem dan juga mempermudah kita untuk menempatkan banyak SO dalam satu harddisk.

Dasarnya Linux terbagi atas dua partisi utama, yaitu partisi native (Linux native) dan partisi swap (Linux Swap). Linux native difungsikan sebagai sebuah filesystem di mana semua program, file, data dan sebagainya terletak di situ. Sedangkan Linux swap difungsikan sebagai sebuah virtual memory (memory bayangan) untuk membantu memory sesungguhnya yang diambil dari sebagian ruang harddisk. Ukuran Linux swap biasa dua kali ukuran memory sesungguhnya, misalnya saya mempunyai RAM 128 MB maka Linux swap 256 MB.

Prosedur Pembuatan

1. Rencana pembagian ruang harddisk (partisi harddisk)

Diasumsikan kita akan menempatkan 3 buah SO seperti Linux SuSE 7.1, Linux RedHat 7.3 dan Linux Mandrake 8.0. Untuk mempermudah, tentukan berapa jumlah kapasitas harddisk yang diperlukan masing-masing distribusi. Misalnya harddisk dengan kapasitas 10 GB akan dibagi-bagi partisi (Linux native) masing-masing adalah Linux SuSE 7.1 sebesar 3.0 GB, Linux RedHat sebesar 3.2 GB, dan Linux Mandrake sebesar 3.5 GB. Sisanya sebesar 300 MB akan dijadikan sebagai partisi swap. Selain Linux native dan Linux swap, partisi di bagi lagi menjadi partisi primer dan extented. Partisi primer maksimal tiga partisi dimulai dari partisi pertama /dev/hda1, kedua /dev/hda1 dan ketiga /dev/hda3. Sedangkan partisi selanjutnya /dev/hda4 disebut sebagai partisi extended yang dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa partisi tanpa batas, dimulai partisi /dev/hda5, kedua /dev/hda6 dan seterusnya.

Pembagian partisi terlihat seperti pada gambar di bawah ini : / hda1

Linux SuSE

3.0 GB

hda2

swap

300 MB

/ hda3

Linux RedHat

3.2 GB

/ hda5

Linux Mandrake

3.5 GB

Harddisk 10 GB (hda)

Partisi Primer

Partisi Extended / hda4














Gambar 1 : Rencana pembagian partisi harddisk



2. Instalasi Linux

a. Linux SuSE

Proses instalasi seperti biasa, tempatkan filesystem root ( / ) Linux SuSE di /hda1 seperti yang sudah direncanakan. Kapasitas Linux SuSE sebesar 3.0 GB dan 300 MB untuk partisi Linux swapnya yang diletakkan pada /hda2. Sisa harddisk sebesar 6.7 GB dibiarkan saja, tidak usah diformat. Setelah proses instalasi Linux SuSE sukses, restart komputer dan masukkan CD Linux RedHat untuk proses instalasi selanjutnya.

b. Linux RedHat

Seperti halnya Linux SuSE, proses instalasi seperti biasa. Tempatkan filesystem root ( / ) Linux Redhat di partisi ke tiga /dev/hda3 sebesar 3.2 GB. Partisi yang lain yaitu partisi Linux SuSE, Linux swap dan sisa partisi (3.5 GB untuk Linux Mandrake) tidak usah dihiraukan, dibiarkan saja. Setelah selesai instalasi maka tampilan LILO (Linux Loader, program yang akan memanggil kernel Linux) bukan lagi tampilan LILO SuSE melainkan LILO RedHat. Ini bukan berarti Linux SuSE hilang, namum filesystem Linux SuSE tersembunyi atau tidak ada prosedur pemanggilan terhadapnya. Selanjutnya restart komputer, masukkan CD Mandrake untuk proses instalasi Linux Mandrake

c. Linux Mandrake

Tidak berbeda seperti instalasi Linux sebelumnya (Linux SuSE dan Linux RedHat), proses instalasi seperti biasa anda menginstal Linux Mandrake. Namum partisi yang digunakan adalah partisi extended yang disimbolkan dengan /hda4. Partisi extended ini (/hda4) tidak bisa langsung diberikan filesystem Linux Mandrake, melainkan membagi lagi partisi harddisk yang dimulai dari partisi /hda5, /hda6 dan seterusnya. Setelah menempatkan filesystem root ( / ) Linux Mandrake pada partisi /dev/hda5 dengan ukuran 3.5 G.B maka berarti ruang harddisk sebesar 10 G.B telah terpenuhi. Partisi sebelumnya yaitu partisi Linux SuSE, partisi swap dan partisi Linux RedHat juga tidak usah dihiraukan. Setelah proses instalasi berakhir, restart komputer dan anda tidak lagi berhadapan dengan LILO RedHat melainkan LILO Mandrake.

3. Memanggil Filesystem Linux

LILO adalah sebuah program linux loader yang difungsikan sebagai program untuk memanggil kernel Linux. Untuk memanggil kernel Linux sebelumnya yaitu Linux SuSE dan Linux RedHat pada Linux Mandrake maka diperlukan mengedit file yang menjalankan LILO tersebut. File yang dimaksud adalah file lilo.conf yang terletak pada direktori /etc/lilo.conf. Sebelum melakukan perubahan file /etc/lilo.conf beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu :

a. Membuat masing-masing direktori distribusi Linux SuSE, Linux RedHat dan Linux Mandrake di direktori /boot Linux Mandrake seperti terlihat pada perintah dibawah ini.

[root@root /boot]# mkdir SuSE

[root@root /boot]# mkdir RedHat

[root@root /boot]# mkdir Mandrake

b. Mengcopy file-file image masing-masing distribusi Linux pada masing-masing direktori distribusi tersebut yang baru saja dibuat.

1) Mengcopy file-file image kernel Linux SuSE ke direktori /boot Linux Mandrake

Sehubungan filesystem yang digunakan adalah filesystem Linux Mandrake yang berada di partisi /hda5 maka untuk dapat mengakses filesystem Linux SuSE yang terletak di partisi /hda1 diperlukan proses mount. Format perintahnya adalah mount /dev/hda1 /SuSE. Setelah proses mount, dilakukan pencopyan file-file image kernel Linux SuSE yang terletak di direktori /SuSE/boot ke Linux Mandrake di direktori /boot/SuSE. Lihat contoh di bawah ini.

[root@root ]# mount /dev/hda1 /SuSE

[root@root ]# cd /SuSE/boot

[root@boot/ ]# cp * /boot/SuSE

2) Mencopy file-file image kernel Linux RedHat ke direktori /boot Linux Mandrake

Mengakses filesystem Linux RedHat yang terletak di partisi /hda3 diperlukan proses mount, seperti yang dilakukan Linux SuSE. Format perintahnya adalah mount /dev/hda3 /RedHat. Setelah proses mount, dilakukan pencopyan file-file image kernel Linux SuSE yang terletak di direktori /RedHat/boot ke Linux Mandrake di direktori /boot/RedHat.

[root@root ]# mount /dev/hda3 /RedHat

[root@root ]# cd /RedHat/boot

[root@boot/ ]# cp * /boot/RedHat

3) Mencopy file-file image kernel Mandrake ke direktori /boot Linux Mandrake

Berada dalam filesystemnya sendiri, proses pengcopyan file-file image kernel Linux Mandrake dapat langsung dilakukan tanpa proses mount, terlihat seperti perintah dibawah ini.

[root@root ]# cd /boot

[root@boot/ ]# cp * /boot/Mandrake



Perubahan file /etc/lilo.conf

Yang perlu diperhatikan untuk memanggil kernel Linux distribusi SuSE 7.1 dan RedHat 7.3 hanyalah letak partisi dan nama file vmlinuznya. Linux SuSE 7.1 terletak di partisi pertama /hda1 dengan nama kernel Linux vmlinuz.suse sedangkan Linux RedHat 7.3 di partisi ke dua /hda3 nama image kernel Linux vmlinuz.2-4.18-3. Letak direktori juga diperhatikan, coba perhatikan perubahan di file /etc/lilo.conf berikut ini.

[root@root]# vi /etc/lilo.conf

boot=/dev/hda

map=/boot/Mandrake/map

install=/boot/Mandrake/boot.b

default=Mandrake

keytable=/boot/Mandrake/us.klt

lba32

prompt

timeout=50

message=/boot/Mandrake/message-graphic

menu-scheme=wb:bw:wb:bw

image=/boot/Mandrake/vmlinuz

label=Mandrake

root=/dev/hda5

append= quiet

vga=788

read-only

image=/boot/Mandrake/vmlinuz

label=linux-nonfb

root=/dev/hda5

read-only

image=/boot/SuSE/vmlinuz.suse

label=SuSE

root=/dev/hda1

read-only

image=/boot/RedHat/vmlinuz-2.4.18-3

label=RedHat

root=/dev/hda3

read-only

other=/dev/fd0

label=floppy

unsafe

Kemudian aktifkan LILO

[root@root]# lilo

added Mandrake *

added linux-nonfb

added SuSE

added RedHat

added floppy

Jika tidak ada masalah seperti terlihat pada hasil diatas maka ketika boot awal pada LILO terdapat beberapa pilihan booting seperti Mandrake, linux-nonfb, SuSE, RedHat dan floppy. Tanda bintang (*), menandakan Linux Mandrake adalah Linux yang diutamakan sehingga dalam waktu tertentu jika tidak ada pilihan Linux lain maka LILO akan menjalankan Linux Mandrake secara default.

Selamat mencoba.

Catatan :

Anda dapat menentukan sendiri penggunaan LILO masing-masing distribusi dengan cara mengaktifkan atau menjalankan perintah LILO pada terminal. Jika berada di sistem Linux SuSE dan menjalankan perintah LILO maka ketika booting awal LILO hanya terdapat Linux SuSE. Hal ini disebabkan konfigurasi file /etc/lilo.conf hanya berisi file-file loader Linux SuSE, untuk mengaktifkan sistem Linux yang lain maka dilakukan rekonfigurasi file /etc/lilo.conf tersebut dengan menambahkan file-file loader sistem Linux yang lain seperti contoh diatas.

By

Hasan, IndoLinux Edisi II Agustus 2002

Tidak ada komentar: