Modul Linux

MODUL 1

PENGANTAR LINUX

Apa Itu LINUX ?

Linux pada awalnya dibuat oleh seorang mahasiswa Finlandia yang bernama Linus Torvalds. Dulunya Linux merupakan proyek hobi yang diinspirasikan dari Minix, yaitu sistem UNIX kecil yang dikembangkan oleh Andrew Tanenbaum. Linux versi 0.01 dikerjakan sekitar bulan Agustus 1991. Kemudian pada tanggal 5 Oktober 1991, Linus mengumumkan versi resmi Linux, yaitu versi 0.02 yang hanya dapat menjalankan shell bash (GNU Bourne Again Shell) dan gcc (GNU C Compiler). Saat ini Linux adalah sistem UNIX yang sangat lengkap, bisa digunakan untuk jaringan, pengembangan software dan bahkan untuk pekerjaan sehari-hari. Linux sekarang merupakan alternatif sistem operasi yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan sistem operasi komersial (misalnya Windows 9.x/NT/2000/ME). Linux mempunyai perkembangan yang sangat cepat. Hal ini dapat dimungkinkan karena Linux dikembangkan oleh beragam kelompok orang. Keragaman ini termasuk tingkat pengetahuan, pengalaman serta geografis. Agar kelompok ini dapat berkomunikasi dengan cepat dan efisien, internet menjadi pilihan yang sangat tepat. Karena kernel Linux dikembangkan dengan usaha yang independent, banyak aplikasi yang tersedia, sebagai contoh, C Compiler menggunakan gcc dari Free Software Foundation GNU’s Project. Compiler ini banyak digunakan pada lingkungan Hewlett-Packard dan Sun.

Sekarang ini, banyak aplikasi Linux yang dapat digunakan untuk keperluan kantor seperti untuk spreadsheet, word processor, database dan program editor grafis yang memiliki fungsi dan tampilan seperti Microsoft Office, yaitu Star Office. Selain itu, juga sudah tersedia versi Corel untuk Linux dan aplikasi seperti Matlab yang pada Linux dikenal sebagai Scilab. Linux bisa didapatkan dalam berbagai distribusi (sering disebut Distro). Distro adalah bundel dari kernel Linux, beserta sistem dasar linux, program instalasi, tools basic, dan program-program lain yang bermanfaat sesuai dengan tujuan pembuatan distro. Ada banyak sekali distro Linux, diantaranya :

Ø RedHat

Distribusi yang paling populer, minimal di Indonesia. RedHat merupakan distribusi pertama yang instalasi dan pengoperasiannya mudah.

Ø Debian

Distribusi yang mengutamakan kestabilan dan kehandalan, meskipun mengorbankan aspek kemudahan dan kemutakhiran program. Debian menggunakan .deb dalam paket instalasi programnya.

Ø Slackware

Merupakan distribusi yang pernah merajai di dunia Linux. Hampir semua dokumentasi Linux disusun berdasarkan Slackware. Dua hal penting dari Slackware adalah bahwa semua isinya (kernel, library ataupun aplikasinya) adalah yang sudah teruji. Sehingga mungkin agak tua tapi yang pasti stabil. Yang kedua karena dia menganjurkan untuk menginstall dari source sehingga setiap program yang kita install teroptimasi dengan sistem kita. Ini alasannya dia tidak mau untuk menggunakan binary RPM dan sampai Slackware 4.0, ia tetap menggunakan libc5

bukan glibc2 seperti yang lain.

Ø SuSE

Distribusi yang sangat terkenal dengan YaST (Yet another Setup Tools) untuk mengkonfigurasi sistem. SuSE merupakan distribusi pertama dimana instalasinya dapat menggunakan bahasa Indonesia.

Ø Mandrake

Merupakan varian distro RedHat yang dioptimasi untuk pentium. Kalau computer kita menggunakanpentium ke atas, umumnya Linux bisa jalan lebih cepat dengan Mandrake.

Ø WinLinux

Distro yang dirancang untuk diinstall di atas partisi DOS (WIndows). Jadi untuk menjalankannya bisa di-klik dari Windows. WinLinux dibuat seakan-akan merupakan suatu program aplikasi under Windows. Masih banyak lagi distro linux yang lain, diatas hanyalah sebagian distro yang popular dan sering digunakan.

KEISTIMEWAAN LINUX

Hardware komputer pada hakekatnya tidak dapat berfungsi tanpa adanya Software yang mengaturnya. Software yang paling dekat ke Hardware adalah "Sistem Operasi". Suatu jenis prosessor tentu dapat saja di-"atur" oleh berbagai macam Sistem-Operasi pada saat yang berbeda, asalkan ada orang yang mau menulis program Sistem-Operasi tersebut. Walaupun pada saat Linux ditulis prosessor Intel 80386 telah dipasarkan dengan Sistem-Operasi DOS, namun DOS belum menggunakan 80386 secara optimal. Intel 80386 sebenarnya dirancang sebagai prosessor yang mampu melakukan "multi-tasking" atau "multi-program" namun DOS hanya mampu melakukan "single-tasking". Linux ketika dirancang memanfaatkan 80386 seoptimal mungkin. Di sini akan dijelaskan beberapa kelebihan dari sistem operasi Linux/UNIX dibandingkan dengan sistem operasi yang lain. Dan berikut ini adalah beberapa fakta dari hal-hal yang menguntungkan dengan menggunakan program dan file-file Linux/UNIX :

· Pada dasarnya semua data tersimpan di dalam harddisk walau ada beberapa kondisi dimana data tersimpan di disket. Linux/UNIX memberikan beberapa proses spesial dimana terminal, printer dan device hardware lainnya dapat diakses seperti kita mengakses file yang tersimpan dalam harddisk atau disket.

· Ketika program dijalankan, program tersebut dijalankan dari harddisk ke dalam RAM dan setelah dijalankan akan dinamakan sebagai proses.

· Linux/UNIX menyediakan servis untuk membuat, memodifikasi program, proses dan file.

· Linux/UNIX mendukung struktur file yang bersifat hirarki.

· Linux/UNIX adalah salah satu sistem operasi yang termasuk ke dalam kelas sistem operasi yang dapat melakukan multitasking. Multitasking sendiri adalah keadaan dimana suatu sistem operasi dapat melakukan banyak kerjaan pada saat yang bersamaan.

· Selain multitasking, Linux/UNIX juga dapat mendukung multiuser. Yaitu system operasi yang pada saat bersamaan dapat digunakan oleh lebih dari satu user yang masuk ke dalam sistem. Bahkan untuk Linux juga mendukung untuk multiconsole dimana pada saat bersamaan di depan komputer langsung tanpa harus melalui jaringan dan memungkinkan lebih dari satu user masuk ke dalam sistem.

Berbeda dengan sistem operasi Windows yang saat ini hanya berjalan di prosesor Intel dan kloningnya, Linux dapat berjalan di berbagai platform komputer :

Ø Intel 386,486,586, Pentium II, Pentium III

Ø Kloning Intel (AMD, Cyrix)

Ø Sun SPARC

Ø Motorola

Ø Macintosh

APLIKASI LINUX

•Sebagai server

–web server, mail server, ftp server, dll.

•Sebagai client / workstation pengguna

–Aplikasi perkantoran (Star office, yang mirip Microsoft office)

–Gimp (image tool seperti Photoshop)

•Koleksi aplikasi di

>

MODUL 2

Instalasi RedHat Linux

Persiapan

RedHat Linux merupakan salah satu distribusi yang memiliki program instalasi yang sangat baik sehingga instalasi dapat dilakukan secara otomatis. User hanya perlu memasukkan informasi mengenai sistem yang dimiliki dan sisanya akan dikerjakan oleh program instalasi tersebut. Oleh karena itu sebelum melakukan instalasi sebaiknya mengumpulkan dulu dokumentasi mengenai semua hardware yang dimiliki, kalau perlu siapkan buku manual komputer.

Periksa apakah semua hardware komputer memang tercantum dalam daftar Hardware-HOWTO atau RedHat Compatibility List.

Untuk dapat melakukan instalasi sistem operasi jaringan Redhat Linux 9 dengan baik dan benar diperlukan pemahaman yang baik akan kebutuhan sistem dan kondisi yang ada. Tanpa adanya pemahaman yang baik, implementasi sistem komputer dapat menjadi masalah yang serius di kemudian hari. Sistem operasi jaringan memegang peranan yang sangat vital dalam implementasi sistem berbasis komputer. Sistem operasi jaringan harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang ada.

Redhat Linux 9 merupakan salah satu varian dari Sistem Operasi Linux yang cukup populer di lingkungan pengembang software open source. Dengan mahalnya software dan sistem operasi Microsoft Windows, mendorong banyak pemakai komputer baik instansi, perusahaan maupun perkantoran untuk beralih ke Linux.

Redhat merupakan suatu perusahaan yang mengembangkan sistem operasi open source yang sudah lama mengembangkan Linux. Redhat 9 merupakan pengembangan dari versi Redhat sebelumnya yaitu versi 8, versi 7 dan versi-versi sebelumnya.

Kebutuhan Hardware

Pada awal perkembangannya Linux dapat berjalan pada mesin komputer ISA, EISA, VESA Local Bus atau PCI 80836, 80486 dengan spesifikasi hardware pada jaman itu yang masih sangat minim. Linux sebenarnya tidak membutuhkan spesifikasi hardware yang besar. Namun perkembangan dunia hardware juga tidak menjadikan Linux sebagai sistem operasi ketinggalan jalan. Dengan konsep open source para pengembang Linux terus mengembangkan sistem operasi ini mengikuti perkembangan jaman.

Redhat 9 memberikan spesifikasi hardware minimal yang dibutuhkan agar sistem dapat berjalan dengan baik. Spsesifikasi tersebut adalah sebagai berikut :

Prosesor : Pentium I 200 (untuk mode text)

Pentium II 400 (untuk mode grafik)

Rekomendasi Pentium III 600 MB ke atas

Hard disk : 475 MB (Untuk custom installation)

850 MB (Untuk Server)

1,7 GB (Untuk Personal Desktop)

2,1 GB (Untuk Workstation)

Rekomendasi 10 GB ke atas

Memory : 64 MB (untuk mode text)

128 MB (Untuk mode grafik)

Rekomendasi 192 MB agar berjalan dengan baik

Sebelum memulai instalasi Redhat Linux 9, perlu diketahui bahwa sistem operasi Redhat Linux berbeda dengan sistem operasi Microsoft Windows. Redhat Linux membutuhkan partisi hard disk minimal menjadi 2 bagian yaitu sebagai /root dan swap. Besarnya nilai partisi dari /root dan swap dapat diatur sesuai kebutuhan. Swap merupakan penyimpanan data sementara selama proses berlangsung hampir mirip dengan virtual memory di Windows. Linux dapat mempunyai partisi lain seperti /usr, /boot dan /var.

Membuat Disket Boot dan Supplemental

Bila instalasi RedHat Linux direncanakan melalui NFS, hard disk, FTP, SMB atau PCMCIA maka disket boot dan supplemental ini harus disiapkan lebih dahulu. Untuk itu diperlukan dua buah disket 3.5 inci high-density (1.44MB) yang telah di format. Beri label pada disket tersebut, masing-masing RedHat Boot Disk dan RedHat Supplemental Disk.

Untuk membuat kedua disket itu dari MS-DOS, Pertama:

1.Jalankan program rawrite.exe yang terdapat pada cd RedHat:

d:

cd \images

\dosutils\rawrite

rawrite akan menanyakan nama disk image. Masukkan disket RedHat Boot Disk di drive A:, ketik boot.img dan tekan Enter. Selesai, disket RedHat Boot Disk bisa dikeluarkan dari drive A:

2. Setelah selesai jalankan lagi rawrite.exe. Masukkan disket ke Supplemental di drive A:, ketik supp.img dan tekan Enter. Selesai.

Untuk membuat kedua disket itu dari sistem Linux, dapat digunakan program utilitas dd. Mount dulu cd RedHat kemudian pindah ke direktori images di CD-ROM. Gunakan perintah ini untuk membuat RedHat Boot Disk:

dd if=boot.img of=/dev/fd0 bs=1440k

Kemudian untuk RedHat Supplemental Disk dibuat dengan perintah:

dd if=supp.img of=/dev/fd0 bs=1440k

Instalasi Tanpa Menggunakan Disket Boot

Bila ada MS-DOS di dalam komputer, instalasi dapat langsung dilakukan tanpa bantuan disket boot. Program instalasi RedHat dapat langsung di jalankan dari prompt MS-DOS:

d:

cd \dosutils

autoboot.bat

Catatan: Distribusi terbaru RedHat bisa langsung boot dari CD-ROM begitu cd tersebut dimasukkan dalam cd drive komputer.

Virtual Console

Saat instalasi berlangsung, user tidak hanya bisa melihat kotak dialog yang menuntun proses instalasi tapi bagi user yang sudah berpengalaman juga dapat melihat proses diagnostik dan jalannya proses dengan memanfaatkan virtual console. Lima buah virtual console yang tersedia dapat membantu mengatasi masalah saat instalasi, yaitu:

Console 1 menampilkan kotak dialog
Console 2 menampilkan prompt shell
Console 3 menampilkan pesan-pesan instalasi program (install log)
Console 4 menampilkan pesan-pesan kernel dan sistem program lainnya (system log)
Console 5 menampilkan pesan-pesan lainnya

Untuk berpindah-pindah console dapat dilakukan dengan menekan tombol Alt+F1, Alt+F2 .... Alt+F5. Tidak perlu harus mengetahui pesan-pesan di console lain karena instalasi di console 1 sudah lebih dari cukup.

Booting

Dapat dilakukan melalui boot disk yang telah dibuat sebelumnya atau melalui MS-DOS dengan program autoboot.. Bila memilih melakukan boot dari disk boot , masukkan disket tersebut dan boot komputer. Beberapa saat kernel akan memeriksa hardware, bila tidak ada masalah akan di tampilkan boot: prompt. Tekan Enter begitu prompt tersebut muncul. Parameter bisa ditambahkan bila hardware tidak terdeteksi, misalnya:

boot: linux hdc=cdrom

Bila melalui MS-DOS, masuk ke direktori d:\dosutils disitu ada batch file, autoboot.bat yang bisa langsung di jalankan.

Instalasi dari CD-ROM

Instalasi yang paling mudah adalah melalui distribusi CD-ROM RedHat 9 walapun cara lain seperti melalui hard disk, NFS, FTP dan lain-lain tidak juga terlalu sulit. Disini kita hanya membahas langkah-langkah instalasi melalui CD-ROM saja.

Proses instalasi yang akan dijelaskan disini menggunakan CD-ROM sebagai file master Redhat Linux 9 yang terdiri dari 3 CD. Proses ini dipilih karena lebih sering digunakan dan persiapan yang dilakukan cukup mengubah setting bios pada boot sequence dengan menempatkan CD-ROM pada urutan pertama. Untuk melakukan pengaturan BIOS tekan tombol Delete pada keyboard pada saat komputer pertama kali booting sehingga muncul tampilan sebagai berikut :

Menu Pengaturan BIOS Komputer

Pilihlah menu Advanced BIOS Features sehingga akan muncul tampilan setting BIOS sebagai berikut

Tampilan Mengatur Boot dari CD

Setelah melakukan setting BIOS masukkan CD #1 Master Linux Redhat 9 lalu komputer di restart sehingga komputer akan booting dari CD-ROM. Setelah komputer booting dari CD, maka akan muncul menu tampilan pemilihan mode instalasi seperti gambar di bawah :

Menu Pilihan Mode Instalasi

Pilihlah mode install Red Hat Linux in Graphical mode dengan menekan tombol di keyboard. Komputer akan memunculkan menu pilihan untuk mendiagnosis CD master Linux Redhat 9 apakah kondisinya baik atau tidak. Jika anda tidak ingin melakukan diagnosis pilih [Skip] untuk melanjutkan proses instalasi.

Komputer akan mengecek hardware komputer dan mendeteksi secara otomatis periperal yang digunakan. Setelah selesai melaksanakan pengecekan terhadap hardware PC maka akan muncul menu “Welcome Red Hat System”. Pilih tombol Next untuk melanjutkan proses instalasi sehingga akan muncul menu pilihan bahasa sebagai berikut :

Pemilihan Bahasa

Menu pilihan bahasa

Pilih bahasa untuk proses instalasi yang familiar (English) atau (Indonesia) lalu tekan tombol Next.

Pemilihan Konfigurasi Keyboard

Menu peilihan keyboard

Pilih konfigurasi keyboard yang sesuai (U.S. English) lalu tekan tombol Next

Pemilihan Konfigurasi Mouse

Menu pemilhan Mouse

Pilih mouse sesuai dengan mouse anda lalu tekan tombol Next untuk melanjutkan instalasi. Setelah itu akan muncul tampilan untuk menu pilihan instalasi.

Pemilihan Instalasi atau Upgrade

Menu pemilihan install atau upgrade

Jika komputer yang akan diinstal belum mempunyai sistem operasi Linux Redhat sebelumnya maka pilih Install, jika sudah terdapat sistem operasi Linux Redhat versi sebelumnya dapat dipilih Upgrade maupun Install lalu tekan tombol Next.

Pemilihan Kustomasi Instalasi

Menu pilihan installasi

Pilih menu pilihan jenis instalasi yang ingin dilakukan dalam hal ini kita akan menginstal paket Personal Desktop.

Partisi Hard Disk

Menu pemilihan partisi

Pilih menu Automatically Partition untuk melakukan partisi secara otomatis atau Manually partition With Disk Druid jika diinginkan partisi secara manual.

Partisi Hard Disk Secara Otomatis

Menu pemilihan partisi secara otomatis

Jika dipilih menu Automatically Partition maka akan muncul tampilan seperti di atas. Pilih menu Remove all Linux partition atau yang lain sesuai kebutuhan. Jika hard disk masih kosong dan belum dipartisi maka Redhat akan melakukan partisi.

Partisi Hard Disk Secara Manual

Menu pemilihan partisi secara manual

Jika anda memilih partisi secara manual akan tampak seperti pada gambar di atas.

PERHATIAN: Terutama bagi mereka yang akan berbagi partisi dengan sistem lain (Windows95, OS/2 dll). Kesalahan mempartisi hard disk dapat menghapus seluruh sistem dan isi hard disk oleh karena itu lakukan bagian ini dengan hati-hati, bila perlu backup dulu sistem yang ada.

Pembuatan partisi secara manual didalam system Red Hat 9. Disebut dengan “Disk Druit”. Disk Druit dapat dikonfigurasikan secara Graphical atau dengan bantuan Mouse saja tanpa harus menggunakan perintah Fdisk.

Menu Disk Druit

1. New : berfungsi untuk membuat partisi baru pada hardisk

2. Edit : berfungsi untuk mengedit partisi yang telah ada pada hardisk

3. Delete : berfungsi untuk meghapus partisi hardisk

4. Reset : berfungsi untuk mengembalikan kondisi hardisk seperti sebelum terjadi perubahan

5. LVM : berfungsi untuk membuat Logical Volume Manager

Menu Partisi

1. Type : tipe partisi yang dibuat ( sebagai contoh, ext2, ext3, vfat )

2. Format : menu untuk format partisi hardisk

3. Size ( MB) : untuk melihat kapasitas partisi ( MB )

4. Start : partisi baru secara manual sesuai denga kapasitas yang diinginkan.

5. End : untuk mengakhiri pembuatan partisi hardisk

Jika memilih konfigurasi partisi manual menggunakan Disk druids, kita perlu memperhatkan dengan seksama dan hati-hati karena kesalahan yang kita buat dapat menghilangkan partisi yang telah ada. Maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :

1. Jika kita menggunakan partisi secara manual, kita terlebih dahulu melihat alokasi partisi pada hardisk. Kita dapat mengubah alokasi partisi sesuai dengan kebutuhan. Perlu diingat bahwa redhat lnux mengharuskan adanya partisi dengan mountpoint /boot sebesar 100 MB untuk proses booting. Jadi pastikan kita membuat partisi dengan mountpoint /boot. Selain itu kita masih harus membuat swap. Tentukanlah besarnya partisi swap 2 kali dari memory computer kita. Sebagai contoh RAM 128 MB maka swap sebesar 256 MB.

2. Jika dalam system telah terpasang hardisk yang lain kita dapat menetukan letak mountpointnya disini seperti gambar dibawah ini.

Menambah partisi dan mountpoint

3. Mountpoint yang telah kita atur tersebut harus diformat dahulu untuk membuat suatu system file.

Melakukan Konfigurasi Instalasi Bootloader

Setelah kita menetukan mountpoint dan partisi, kita harus melakukan konfigurasi bootloader. Kita dapat memilih jenis bootloadr GRUB atau LILO, namun untuk tamilan default dari redhat yang digunakan adalah GRUB.

Kita dapat memilih meletakkan bootloader pad Master Boot Record (MBR ), root partition, atau memilih untuk tidak melakukan instalasi bootloader sama sekali. Pilihlah penempatan defaultnya, yaitu pada MBR untuk tahap pengenalan. Sebenarnya kita juga dapat melakukan instalasi pada root partition, jika kita telah memiliki bootloadr sebelumnya dari system operasi lain dan masih ingin mempertahankannya agar tidak ditimpa oleh bootloader GRUB.

Konfigurasi Bootloader

Penetuan Letak bootloader

Melakukan konfigurasi Network

Jika kita telah memasang kartu jaringan atau modem, lakukanlah beberapa langkah konfigurasi berikut ini.

1. Gunakan DHCP jika kita tidak yakin untukmengisi konfigurasi IP secara manual. Kita masih dapat melakukan konfigurasi tersebut setelah instalasi.

Konfigurasi kartu jaringan

2. Akan tetapi, jika kita merasa yakin, pilih dan isilah nomor IP Address berikut Netmask, serta aktifkan saat booting.

Pengaturan IP Address

3. Lakukan juga setting keamanan, secara default redhat memilihkan setting keamanan medium.

Menentukan level keamanan

Mengatur Setting Bahasa dan Waktu ( Timezone )

Pilihlah penggunaan dukungan bahasa dan waktu pada computer kita setelah proses insatalasi redhat selesai.

Menetukan pilihan bahasa

1. Pada sat setting bahasa kita dapat memilih Select Default Only untuk efisiensi hardisk. Klik Next.

2. Kita dapat memilih zona waktu dengan member tanda check pada setting waktu lokasi yang sesuai dengan tempat kediaman kita. Kita juga dapat melakukan klik pada tampilan peta untuk menentukan lokasi kita. Kemudian klik Next.

Menetukan zona waktu

Melakukan Konfigurasi Password untuk Root

Pada tampilan menu selanjutnya kita harus mengisi password untuk super user atau root. Pilihlah password yang mudah untuk diingat, tetapi sangat sulit untuk ditebak orang lain.

Mengisi password root

1. Pada tampilan diatas masukkan password untuk super user atau root, gunakan password yang unik dan lebih dari 6 karakter serta penggabungan antara angka dan huruh. Selanjutnya klik Next.

2. Untuk Authentification Configuration, gunakan setting defaultnya saja kemdian klik Next.

Konfigurasi Authentification

Melakukan Pemilihan Paket Program untuk Diinstall

Tahap selanjutnya, ditampilkan daftar paket yang akan diinstalkan dengan beberapa pilihan defaultnya, seperti penggunaan Desktop GNOME, penggunaan aplikasi open office, web browser Mozilla, dan email Evolution.

1. Jika kita menggunakan Desktop manager KDE serta ingin melakukan penambahan atau pengurangan paket aplikasi, kita dapat mengubahnya denga melakukan klik Customize the set ofPackages to be installed . Klik tombol Next.

2. Selanjutnya akan tampil pemilihan paket yang terbagi dengan beberapa menu utama seperti Desktop, Application, Development, dan sebagainya. Kita dapat melakukan klik tombol Details untuk melakukan installasi paket extra dan melakukan pemeriksaan atau perubahan paket aplikasi yang akan diinstall pada computer.

Penentuan lingkungan kerja default

Memilih paket Installasi

Paket aplikasi ekstra

3. Kita juga dapat memilih Individual Package Selection, setelah pada screen sebelumnya kita melakukan klik tanda check pada Select Individual Packages. Klik tombol Next.

Memilih paket secara tersendiri

4. Tunggulah saat system sedang mempersiapkan paket dan melihat dependensi yang dibutuhkan. Jika ada file dependensi maka system redhat akan melaporkannya. Kita perlu memilih Install packages to satify dependencies untuk dapat menjalankan aplikasi secara normal. Klik tombol Next.

Reprtase dependensi dari suatu paket.

5. Tampilan selanjutnya adalah tahapan penjalanan proses instalasi. Pada tahapan ini kita dapat beristirahat dan santai sejenak sambil menunggu karena tahapan ini akan memakan waktu lama tergatung paket yang terpilih dan juga spesifikasi dari computer yang kita gunakan.

Proses Installasi paket

Melakukan Setting X Server : XFree86

XFree86 adalah aplikasi pada linux yang menyediakan lingkungan grafis X Window sehingga kita dapat mengakses Linux dengan tampilan yang sangat menarik, seperti pada lingkungan windows. Tentukan resolusi 1024 X 786 untuk penggunaan aplikasi grafis nantinya, seperti GIMP dan Sodipodi.

Memilih Kartu Grafis

1. Setelah selesai instalasi paket, kita akan diminta untuk memilih kartu grafis yang terpasang pada computer, termasuk memori kartu grafis, resolusi, kedalaman warna, dan jenis monitor pada system computer. Kita harus memeriksa satu persatu spesifikasi hardware yang sesuai dengan computer. Akan tetapi, jika kita tidak mengetahui kartu grafis yang terpasang, biarkanlah pilihan default yang dilakkan redhat. Linux sudah mendukung berbagai macam kartu grafis sampai pada keluaran baru dan onboard.

Memilih enis Monitor dan Frekuensi

2. Tentukan mode pilihan login anda. Kita dapat memilih mode login melalui teks atau grafis. Pilihan default akan tertuju pada mode grafis. Sebaiknya kita memilih mode grafis karena jika memilih mode teks nantinya kita akan dibingungkan dengan penggunaan perintah melalui Command Line saat menghidupkan X Window. Akan tetapi, kita bebas melakukan pilhan mode teks apabila yakin akan pilihan kita dan telah terbiasa menggunakan mode teks tersebut.

Memilih Kedalaman monitor, resolusi, dan tipe login

3. Setelah semua paket selesai terinstalasi dan konfigurasi X Window sudah dilakukan, kita diminta membuat disket booting untuk menyelamatkan system, terlebih lagi jika suatu waktu bootloader redhat Linux tertimpa system operasi lain seperti Windows saat anda melakukan instalasi.

Membuat boot disk

4. Setelah itu, keluarkan CD instalasi redhat Linuxdan lakukan rebooting computer.

MODUL 3

DASAR-DASAR LINUX

FILE SYSTEM LINUX

Struktur filesystem Linux adalah berbentuk tree, dengan “pusat”-nya adalah root (akar) yang dilambangkan dengan tanda “/” (slash).

Contoh struktur direktori pada Linux dapat digambarkan sebagai berikut:

PERINTAH - PERINTAH DASAR LINUX

Sintaks

Secara umum perintah pada Linux memiliki sintaks sebagai berikut :

perintah [option….] [argumen….]

Ø option adalah pilihan untuk mendapatkan hasil tertentu

Ø argumen adalah sesuatu yang akan diproses, misalnya file atau direktori

CATATAN :

Perintah dalam Linux adalah Case Sensitive yang berbeda dengan DOS Command. Pada DOS Command perintah ‘dir’ sama dengan ‘DIR’, tetapi pada linux ‘ls’ tidak sama dengan ‘LS’ atau ‘Ls’.

Perintah ls (list directory)

Perintah ini akan menampilkan isi sebuah direktori.

Bila Anda ketikkan :

# ls

maka akan ditampilkan isi direktori di mana Anda berada (working directory).

Perintah :

# ls /home/adjie

akan menampilkan isi direktori /home/adjie

option yang dapat digunakan antara lain

-a menampilkan semua file termasuk yang beratribut hidden, yaitu file atau direktori yang berawalan tanda titik (.)

-l menampilkan file dan direktori dalam tampilan yang lengkap, termasuk nama file, ukuran, tanggal modifikasi, owner, group dan atributnya.

Perintah cd (Change Directory)

Perintah ini untuk berpindah direktori.

Perintah :

# cd

akan membawa ke home directory Anda.

Perintah :

# cd /home/meong

akan membawa Anda ke direktori /home/meong.

Bila terdapat susunan direktori berikut : /usr/src/linux/arch

dan Anda sedang berada di direktori /usr/src/linux, maka bila Anda hendak masuk ke direktori arch, maka ketikkan :

# cd arch

sedangkan jika Anda ingin naik satu tingkat lebih atas maka ketikkan :

# cd ..

Perintah pwd (Print Working Directory)

Perintah ini digunakan untuk melihat di direktori mana Anda sekarang berada.

Perintahnya :

# pwd

Perintah more

Perintah more dapat Anda gunakan untuk melihat isi suatu file teks dengan layar perlayar, Artinya jika file Anda tampilkan ukurannya lebih dari suatu layar, maka more akan menghentikan tampilannya saat isi file telah mencapai satu layar. Anda dapat menlanjutkan ke tampilan berikutnya dengan menekan tombol [SPACEBAR], melihat baris berikutnya dengan tombol [enter], melihat baris sebelumnya dengan tombol b, atau keluar dari tampilan more dengan tombol q. Misalnya:

# more /etc/namedb/itb.com.bak

akan menampilkan isi file /etc/namedb/itb.com.bak layar per layar.

Indikator (15%) di baris paling bawah manandai posisi (dalam persen) dari seluruh isi file (yaitu file itb.com.bak) yang sekarang sedang ditampilkan.

Perintah cat

Perintah ini digunakan untuk menampilkan isi file ke layar tanpa fasilitas tampilan layar per layar. Biasanya digunakan bersamaan dengan pipeline atau redirection.

Misalnya, untuk melihat dan menampilkan isi file /etc/passwd dan /etc/group, gunakan perintah:

# cat /etc/passwd /etc/group

Perintah rm

Perintah ini digunakan untuk menghapus direktori atau file. Misalnya:

# rm data.txt

akan menghapus file data1.txt yang terletak pada direktori tempat Anda berada sekarang, asalkan Anda memiliki hak untuk itu.

Perintah berikut akan menghapus file data.txt yang terletak pada direktori /usr/data, asalkan Anda memiliki hak untuk itu.

# rm /usr/data/data2.txt

Perintah berikut akan menghapus direktori data, yang terletak pada direktori /usr, beserta seluruh isinya.

# rm –r /usr/data

Perintah mkdir

Perintah ini digunakan untuk membuat direktori. Misalnya:

# mkdir data

akan membuat direktori data pada current directory. Perintah berikut akan membuat direktori januari pada direktori /usr/data, asal direktori data telah terdapat pada direktori /usr.

# mkdir /usr/data/ januari

Jika direktori data belum terdapat pada direktori /usr, Anda dapat menggunakan perintah berikut yang akan secar otomatis membuat semua direktori yang diperlukan dalam rangka membuat direktori januari.

# mkdir –p /usr/data/januari

Perintah berikut akan secara otomatis membuat direktori januari, februari, dan maret secara sekaligus pada current directory.

# mkdir januari februari maret

Pipeline

Pada UNIX dan Linux, hasil keluaran suatu proses program dapat diberikan sebagai input pada proses lainnya. Misalnya, jika Anda menampilkan isi direktori /etc dengan ls –1, maka hasil tampilannya akan sangat banyak dan Anda tidak sempat membaca nama file yang paling atas. Sementara itu, Anda telah mengenal perintah more, yang dapat digunakan untuk menampilkan sesuatu layar perlayar.

Dengan pipeline, Anda dapat memberikan keluaran perintah ls-1 sebagai masukan perintah more. Caranya adalah sebagai berikut:

# ls –1 /etc | more

Tanda vertical bar (|) adalah tanda yang digunakan untuk pipeline. Penggunaan pipeline pada perintah- perintah Linux tidak terbatas. Perhatikan lagi contoh berikut:

# ls /etc | sort | more

Program sort adalah program yang akan mensortir inputnya dan menampilkan hasilnya ke layar monitor.

Filter

Dengan menggunakan pipeline, Anda dapat melakukan filter, atau penyaringan hasil proses suatu program untuk ditampilkan sesuai dengan kriteria yang Anda tentukan. Misalnya tampilan layar per layar (dengan pipeline ke more) atau tampilan tersortir (dengan pipeline ke sort).

Ada banyak perintah Linux dan Unix lainnya yang dapat Anda gunakan untuk melakukan penyaringan ini. Beberapa diantaranya adalah:

Perintah grep

Perintah grep digunakan untuk menyaring masukanya dan menampilkan baris-baris yang hanya mengandung pola yang Anda tentukan. Pola ini disebut reguler expression.

Misalnya, pada Linux terdapat perintah w yang digunakan untuk mengetahui siapa saja yang sedang login pada komputer Anda.

Untuk mengetahui siapa saja yang telah login sejak malam dan sore hari, Anda dapat menyaring tampilan perintah w sehingga hanya menampilkan baris-baris yang mengandung karakter “PM”

# w –h I grep PM

Catatan: Option –h akan menghilangkan header tampilan perintah w

Perintah grep dapat juga digunakan tanpa pipeline, yaitu mengambil inputnya langsung dari file. Misalnya, pada UNIX dan Linux terdapat file /etc/passwd yang berisi database user account yang terdapat pada komputer Anda. Jika Anda hendak melihat baris-baris pada file /etc/passwd yang mengandung kata dan (artinya Anda hendak mengetahui user account di komputer Anda yang namanya namanya mengandung kata dan, misalnya daniel, dani, buldan, dan sebagainya ), gunakan perintah:

# grep dan /etc/passwd

Perintah wc

Perintah wc dapat Anda gunakan untuk menghitung jumlah baris, kata, dan karakter dari baris-baris masukan yang diberikan kepadanya. Untuk mengetahui berapa baris, gunakan option –1, untuk mengetahui berapa kata, digunakan option –w, dan untuk mengetahui berapa karakter, gunakan option –c. Jika salah satu option itu tidak Anda gunakan, maka tampilannya adalah jumlah baris, jumlah kata, dan jumlah karakter.

Misalnya jika Anda ingin mengetahui berapa jumlah file yang ada pada direktori /etc, maka ketikkan perintah:

# ls /etc I wc –1

Hasilnya adalah :

84 753 4908

Artinya bahwa hasil tampilan isi direktori /etc terdiri dari 84 baris (file dan direktori), 753 kata, dan 4908 karakter. Perhatikan bahwa perintah ls umumnya manampilkan hasilnya dalam bentuk beberapa kolom, namun jika Anda menggunakan pipeline, ls secara otomatis mengubah tampilannya menjadi satu kolom.

Perintah wc dapat juga digunakan tanpa pipeline, yaitu mengambil inputnya langsung dari file.

Jika Anda jalankan perintah:

# wc data.txt

maka hasilnya adalah

3 15 104 data

yang artinya adalah bahewa file data.txt terdiri atas tiga baris, 15 kata, dan 104 karakter.

Perintah sort

Perintah sort digunakan untuk mensortir masukannya berdasarkan urutan nomor ASCII dari karakter. Misalnya Anda memiliki file kelas1.txt yang isinya sebagai berikut:

Badu

Zulkifli

Yulizir

Yudi

Ade

Maka untuk menampilkan file itu dengan urutan yang beraturan, gunakan perintah

# sort kelas1.txt

Misalnya Anda memiliki lagi file kelas2.txt yang isinya sebagai berikut:

Budi

Gama

Asep

Mukhlis

Maka untuk mencetak di printer kedua file yang Anda miliki itu dengan urutan berdasarkan abjad, gunakan perintah:

# cat kelas1.txt kelas2.txt | sort |lpr

Catatan: Perintah lpr adalah perintah untuk mencetak inputnya ke langsung printer.

Perintah cut

Perintah cut digunakan untuk mengambil kolom tertentu dari baris-baris masukannya, yang ditentukan pada option –c. Misalnya Anda ingin memproses hasil perintah who yang menampilkan informasi user yang sedang login suatu saat.

Seperti terlihat, nama user ditampilkan pada kolom 1-8, dan untuk mengambil kolom ini saja, Anda dapat menggunakan:

# who | cut -c1-8

Hasilnya adalah

Daniel

train-01

train-02

Catatan: Istilah kolom yang dimaksud di sini adalah kolom-kolom karakter yang terdapat pada layar monitor atau terminal Anda, biasanya maksimal 80 kolom.

Lihat pada manual (man cut) untuk cara penggunaan perintah ini secara lebih detail.

Perintah uniq

Perintah uniq digunakan untuk menghilangkan baris-baris berurutan yang mengalami duplikasi, biasanya digabungkan dalam pipeline dengan sort. Misalnya jika Anda memiliki file kelas.txt dengan isi:

Bambang

Badu

Budi

Ade

Bambang

Ade

Maka untuk menghilangkan baris-baris yang mengalami duplikasi, gunakan perintah:

# cat kelas.txt |sort |

uniq

Catatan : Lihat pada manual (man uniq) untuk cara penggunaan perintah ini secara lebih detail.

Reguler expression

Reguler expression adalah cara untuk menentukan sebuah pola karakter untuk pencarian dan pemfilteran. Dengan reguler expression, Anda tidak harus menentukan pola karakter yang eksak, misalnya pada perintah grep, untuk mencari baris-baris yang mengandung kata dan, Anda tinggal menggunakan grep. Namun bagaimana jika Anda ingin mencari baris-baris yang mengandung kata yang dimulai dengan karakter H, diikuti dengan sembarang karakter, lalu diakhiri dengan karakter n? Disinilah dibutuhkan reguler expression.

Untuk menggunakan reguler expression, Anda harus mengenal karakter-karakter khusus yang memiliki arti tersendiri jika digunakan didalam pola reguler expression.

Akses Floppy, Harddisk dan CDROM

Membaca isi disket

Untuk dapat membuka dan mengakses disket, terlebih dahulu dilakukan proses mounting terhadap device file ke sebuah direktori di bawah root direktori.

Misalnya :

# mount /dev/fd0 /mnt/floppy

(catatan : direktori /mnt/floppy harus sudah ada, bila belum buatlah dengan mkdir)

Setelah itu jika kita akan mengakses floppy tersebut, kita melakukannya lewat direktori /mnt/floppy

Untuk melihat isi disket kita tuliskan :

#ls /mnt/floppy

Untuk mengkopi file meong.txt ke direktori /home/adjie, ketikkan :

#cp /mnt/floppy/meong.txt /home/adjie

Untuk disket yang diformat dalam lingkungan DOS atau Windows (FAT12), maka perlu disertakan option jenis filessistem yang digunakan disket, yaitu –t msdos.

#mount –t msdos /dev/fd0 /mnt/floppy

Jika hendak mengganti disket Anda harus meng-unmount disket yang lama dengan :

#umount /mnt/floppy

Keluarkan disket lama,masukkan disket baru dan mount lagi.

Membaca isi CDROM

Sama halnya dengan disket untuk membaca CDROM, terlebih dahulu harus dilakukan proses mount.

# mount /dev/cdrom /mnt/cdrom

Membaca isi partisi DOS dan Windows

Bila harddisk Anda memiliki partisi DOS atau Windows, maka untuk membacanya harus dilakukan juga proses mounting.

Misal partisi itu adalah hda3, dan jenis partisi DOS, maka kita ketikkan :

#mount –t msdos /dev/hda3 /mnt/harddisk

(asumsi sebelumnya sudah dibuta direktori /mnt/harddisk)

Bila partisi itu berformat Windows maka option yang digunakan adalah –t vfat, jadi kita ketikkan :

# mount –t vfat /dev/hda3 /mnt/harddisk

Bila partisi itu berformat Windows NT (NTFS=NT File System) maka option yang digunakan adalah –t vfat, jadi kita ketikkan :

# mount –t vfat /dev/hda3 /mnt/harddisk

MODUL 4

File System Linux

File system

Untuk mengorganisasi file-file pada device diperlukan suatu metode yang disebut dengan filesystem. Jika Anda mengenal FAT selama ini di sistem operasi Windows maka Anda akan mengenal beberapa metode filesystem di Linux, seperti ext fs, ext2 fs atau xia fs dll. Saat ini ext2 fs adalah filesystem yang banyak digunakan untuk Linux karena terkenal sangat efisien. Meskipun demikian Red Hat Linux tetap menyediakan dukungan terhadap filesystem lain seperti msdos yang sudah built in di kernel atau dalam bentuk modul seperti vfat (Windows95 native fs), ext,umsdos dan sebagainya.

Mount & Umount Command

Untuk menggunakan filesystem tersebut kita lebih dahulu harus me-mount sebuah block device yang memiliki filesystem. Perintahnya adalah sebagai berikut:

# mount [-t] [-o] device mount_point

device berupa block device, mount_point berupa sebuah direktori untuk menampilkan filesystem. t adalah type atau jenis filesystem dan o adalah option, keduanya boleh saja tidak disertakan bila Anda sudah mengkonfigurasi file /etc/fstab yang berisi keterangan detail mengenai device,jenis filesystem, mount point yang digunakan dan sebagainya.

Misalnya saya akan mengakses sebuah file di disket di drive A: maka pertama kali saya harus me-mount dulu disk tersebut ke sebuah direktori yang sudah saya buat misalnya /mnt/floppy:

# mount /dev/fd1 -t vfat /mnt/floppy

mount: block device /dev/fd1 is write-protected, mounting read-only

Setelah perintah itu barulah saya bisa membaca disket di drive A: tersebut di direktori /mnt/floppy. Misalnya dengan mengetikkan perintah ls maka akan ditampilkan isi disket di drive A:

# ls /mnt/floppy

Untuk membatalkan perintah mount digunakan perintah umount

# umount /mnt/floppy

Setelah perintah tersebut dieksekusi, otomatis drive A: tidak bisa digunakan, cobalah dengan mengetikkan perintah ls lagi. Pesan kesalahan akan ditampilkan seperti dibawah ini.

# ls /mnt/floppy

filesystem not mounted

mtools

Bila Anda memiliki filesystem DOSdan ingin mengunakannya tanpa harus melakukan mount maka gunakan mtools. Dengan cara ini Anda tidak perlu lagi melakukan mount bila ingin mengakses filesystem DOS dan partisi yang belum diformat sekalipun. (Syafrudin, haydin@arjuna.csc.ui.ac.id). Setelah menginstalasi mtools tersebut, Anda cukup menjalankan perintah-perintah seperti di DOS untuk mengakses filesystem DOS tersebut, misalnya mdir, mcopy dan sebagainnya.

Filesystem Manager

Pada saat boot, kernel akan me-mount root filesystem dari device yang telah ditentukan dalam LILO. Selama proses boot tersebut semua filesystem yang ada dalam tabel filesystem atau dalam file /etc/fstab juga akan diperiksa apakah perlu di mount atau tidak.

Red Hat telah menyediakan program yang sangat mudah digunakan untuk mengkonfigurasi filesystem tersebut. Program ini berjalan di X dan dapat dipanggil melalui control panel atau cukup mengeksekusinya dengan perintah fstool. Selanjutnya hasil konfigurasinya juga akan disimpan dalam file /etc/fstab.

Bila Anda tidak menginstalasi X dan tidak bisa menjalankan fstool,


jangan kuatir file /etc/fstab juga dapat di edit secara manual dengan program teks editor favorit Anda.

Filesystem manager menampilkan informasi mengenai nama device,mount point, jenis filesystem, ukuran dan sisa spasi yang masih tersedia. (Informasi ini seperti ini juga bisa diperoleh dengan perintah df).

Filesystem dapat di mount atau di unmount dengan tombol Mount dan Unmount. Tanda asterik (*) didepan jenis filesystem menandakan filesystem tersebut sudah atau sedang di mount.

Tombol Format hanya berfungsi untuk partisi hard disk. Tombol ini akan menjalankan program mkfs yaitu program untuk membuat filesystem.

Tombol Check hanya berfungsi untuk filesystem ext2 dan minix. Tombol ini akan menjalakan program fsck dan membutuhkan waktu beberapa saat untuk menampilkan hasil pemeriksaan. Bila filesystem digunakan secara normal dan fsck selalu dijalankan pada saat boot maka hasil check seringkali tidak menunjukkan kesalahan apapun.

Mengedit file /etc/fstab

File /etc/fstab berupa file teks biasa, bisa dibaca dan mudah di edit dengan program editor teks favorit kita. Lakukan secara hati-hati karena kesalahan dalam memasukkan atau menghapus sesuatu menyebabkan sistim tidak bisa me-mount filesystem saat boot nanti.

Mirip dengan tampilan program fstool diatas, saat dibuka file /etc/fstab menampilkan kolom-kolom yang berisi informasi nama device, mount point, jenis filesystem, option, dump dan fsckorder. Kolom-kolom tersebut masing-masing dipisahkan dengan tabs atau spasi.

Kolom dump berhubungan dengan program dump, lihat manual page program dumb. Kolom terakhir fsckorder berhubungan dengan program fsck. Urutan pengecekan filesystem saat boot ditunjukkan oleh nomor dikolom ini. Pengecekan filesystem dapat dilakukan secara paralel dengan memberikan nomor urut yang sama tapi filesystem root selalu harus nomor 1. Filesystem dengan fsckorder 0 tidak akan dicek saat boot.

Filesystem Support

Linux memiliki dukungan terhadap beberapa filesystem lain sehingga kita dapat menggunakan atau mengakses filesystem yang berbeda tanpa harus melakukan konversi lebih dulu. Berikut ini adalah beberapa filesystem yang bisa di dukung Linux sejak kernel 2.0.30 di keluarkan: (Anda dapat mengkonfigurasi dukungan filesystem ini saat konfigurasi kernel )

Minix

Merupakan filesystem Linux yang pertama dan saat ini masih banyak digunakan untuk boot disk dan beberapa format disket.

Extended fs

Tidak banyak yang menggunakannya lagi dan sebaiknya tidak perlu di kompile dalam kernel.

Second Extended fs

Saat ini merupakan filesystem default untuk Linux dan seharusnya di kompile dalam kernel karena filesystem root tidak bisa bekerja bila berupa modul.

xiafs filesystem

Diperkenalkan bersamaan dengan second extended fs dan dimaksudkan untuk menggantikan extended fs. Saat ini jarang digunakan dan sebaiknya tidak di kompile dalam kernel kecuali Anda membutuhkannya.

DOS FAT fs

Pada dasarnya bukan merupakan sebuah filesystem tapi merupakan dasar bagi filesystem berbasis FAT lainnya seperti MS-DOS FAT, VFAT (Windows95) atau umsdos.

MS-DOS FAT fs

Jika Anda menginginkan Linux dapat mengakses sistem berbasis DOS maka Anda dapat menkompilenya dalam kernel. Sangat berguna untuk komputer yang memiliki sistem dual-boot.

VFAT (Windows95) fs

Merupakan peningkatan dari MS-DOS FAT fs dan mendukung format long filename. Ini juga berguna untuk komputer yang memiliki sistem dual-boot.

umsdos

Dukungan ini dibutuhkan bila ingin menjalankan Linux diatas partisi DOS tapi sepertinya RedHat Linux tidak akan bisa berjalan pada sebuah filesystem umsdos.

/proc

Filesystem ini dipakai oleh kernel untuk menyediakan informasi mengenai sistem kepada user program, seperti ps, top, xload, free atau netstat. Filesystem ini memang seharusnya selalu ada dan walaupun ada isinya tapi tidak akan mengisi spasi hard disk.

NFS

Dibutuhkan bila Anda akan mengakses remote filesystem dan untuk sebuah server dukungan ini merupakan suatu keharusan.

SMB

Sangat berguna bila Anda menginginkan memiliki akses langsung ke Windows95 atau NT.

NCP

Dukungan terhadap NetWare melalui protokol NCP.

ISO9660

Bila Anda memiliki CD-ROM sebaiknya memanfaatkan dukungan ini karena banyak sekali CD-ROM yang ada dipasaran menggunakan format ISO9660 ini.

OS/2 HPFS

Mendukung filesystem OS/2 dan HPFS. Linux hanya dapat membaca filesystem tersebut (read-only).

System V & Coherent

Merupakan filesystem UNIX generasi lama dan dukungan ini hanya diperlukan bila Anda memiliki data-data lama dan ingin memindahkannya ke filesystem yang baru.

Amiga FFS

Masih berupa experimental code dan sebaiknya gunakan dengan hati-hati.

UFS

Filesystem ini digunakan oleh beberapa sistem UNIX, Solaris dan SunOS(4.2). Linux hanya dapat membaca filesystem ini.

Manajemen Sistem

Organisasi File

Disamping memiliki program instalasi yang baik, distribusi RedHat juga mengorganisasi file-file yang diinstalasi dengan baik pula. RedHat mengikuti standar pengorganisasian filesystem Linux atau FSSTND yang tersedia di website http://www.pathname.com/fhs/

Keterangan lebih lengkap tentu saja dapat diperoleh di website tersebut tapi secara sederhana organisasi file di RedHat dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pada tingkat tertinggi adalah root direktori, /, yang hanya mengandung sejumlah file penting seperti:

bin/, boot/, dev/, etc/, home/, lib/, lost+found/, mnt/, proc/, sbin/, tmp/, usr/, dan var/.

/bin & /sbin

Direktori ini menyimpan program-program penting yang digunakan untuk pemeliharaan sistem. Sesuai dengan nama direktorinya, file-file program yang tersimpan didalamnya berupa file binary yang dapat dieksekusi (executable).

Isi direktori /bin umumnya adalah user program seperti:

  • login
  • Shell (bash, ksh, csh)
  • File utility (cp, mv, rm. ln, tar)
  • Editor (ed, vi)
  • Filesystem utilty (dd, df, mount, umount, sync)
  • System utility (uname, hostname, arch)
  • GNU utility (gzip, gunzip)

Isi direktori /sbin umumnya adalah program pemeliharaan atau sistem program. Program-program yang disimpan di direktori /sbin ini hanya dapat dieksekusi oleh root. Contohnya adalah sebagai berikut:

  • fsck
  • fdisk
  • mkfs
  • shutdown
  • lilo
  • init

/etc

Direktori ini menyimpan file-file konfigurasi systemwide yang dibutuhkan oleh program-program lainnya. Beberapa file penting di direktori ini misalnya:

  • passwd
  • shadow
  • fstab
  • hosts
  • motd
  • profile
  • shells
  • services
  • lilo.conf

/home

Direktori ini menyimpan direktori masing-masing user yang ada di sistem termasuk HTTPD. Beberapa sistem Linux menyimpan home user root di direktori ini sebagai /home/root tapi ada juga yang menyimpan direktori home user root di direktori / atau root direktori.

/mnt

Umumnya direktori ini didalamnya mengandung subdirektori-subdirektori yang merupakan sebuah mount point untuk jenis device tertentu. Misalnya cdrom/, floppy/, atau zip/.

/tmp & /var

Direktori /tmp untuk menampung file-file sementara(temporary) dan /var menampung varying content atau macam-macam file.

Direktori /tmp biasanya juga dimanfaatkan oleh program instalasi saat kita mengintalasi program atau aplikasi. Isi direktori ini bisa saja dihapus setiap saat tanpa menimbulkan penagaruh apapun.

Direktori /var memiliki isi yang lebih banyak dari /tmp dan biasanya isinya adalah seperti ini:

catman/, lib/, local/, lock/, log/, nis/, preserve/, run/, spool/ dan tmp/.

Direktori /var/log merupakan direktori yang sangat familiar bagi setiap user. Di dalamnya disimpan pesan-pesan yang dihasilkan oleh sistem. Berikut ini isi direktori /var/log di komputer saya:

httpd/, boot.log, cron, dmesg, htmlaccess.log, lastlog, maillog, messages, netconf.log, secure, sendmail.st, spooler, wtmp. File-file pesan tersebut sangat berguna bagi kita untuk mendiagnosis masalah atau kesalahan sistem. Bagi yang tidak berpengalaman dalam menangani masalah sistem, isi file-file pesan tersebut bisa disertakan bila kita minta bantuan orang lain atau di forum milis.

/usr

Berisi semua program dan file yang secara langsung berhubungan dengan setiap user dalam sistem. Misalnya di komputer saya isinya adalah sebagai berikut:

~X11, X11R6/, ~X386, bin/, dict/, doc/, etc/, games/, i386-redhat-linux/, i486-linux-libc5/, i486-linuxaout/, include/, info/, lib/, libexec/, local/, man/, sbin/, share/, src/, ~tmp.

Direktori /usr/bin dan /usr/sbin menyimpan banyak sekali file executable. File-file executable yang disimpan di direktori ini memiliki kesamaan fungsi dan jenis dengan file-file di direktori /bin dan /sbin.

Direktori /usr/X11 dan /usr/X11R6 dan subdirektori dibawahnya berisi semua file yang berhubungan dengan X Window seperti man page, library dan file executable.

Menganalisis Sistem

Menganalisis sistem biasanya dilakukan oleh seorang administrator sistem untuk mendeteksi adanya gejala-gejala yang dapat menyebabkan kerusakan atau masalah pada sistem kelak. RedHat sudah menyediakan tool-tool untuk melakukan hal itu, diantaranya adalah dua buah program tool yang sangat berguna yaitu vmstat dan top, dengan menggunakan kedua program tersebut administrator memperoleh informasi mengenai sistem seperti penggunaan CPU, memori atau proses-proses yang sedang berjalan dan dengan bantuan informasi ini administrator sistem bisa mendeteksi secara cepat apakah sistemnya mengalami gangguan atau tidak.

Dengan menggunakan kedua program tersebut, Anda sendiri bisa mencoba dan melihat apakah sistem yang dipakai saat ini berjalan dengan baik atau tidak. Lihatlah informasi yang ditampilkan program-program tersebut dan bila Anda memperkirakan ada masalah, silakan menghubungi administrator sistem untuk mendapatkan bantuan.

vmstat

Program atau perintah ini akan melakukan test dan menampilkan informasi penggunaan CPU, memori, proses-proses yang sedang berjalan serta operasi I/O. Sintaks penulisan perintahnya adalah sebagai berikut:

$ vmstat [interval] [count]

Interval adalah waktu jeda test dalam detik dan count adalah jumlah test yang kita kehendaki. Misalnya akan dilakukan test sebanyak 5 kali dengan waktu jeda setiap 5 detik maka perintah dan hasilnya adalah seperti dibawah ini:

[zakaria@linux source]$ vmstat 5 5

procs memory swap io system cpu

r b w swpd free buff cache si so bi bo in cs us sy id

0 0 0 37924 824 840 13280 54 14 30 9 522 271 21 6 73

3 0 0 37924 1080 816 13060 0 0 1 0 110 329 20 16 64

1 0 0 37924 1036 824 13084 0 0 2 1 130 331 18 18 64

1 0 0 37924 1036 824 13084 0 0 0 0 107 329 19 16 65

2 0 0 37924 1036 828 13084 0 0 0 1 112 326 21 14 65

Tiga kolom pertama menunjukkan proses-proses yang sedang dikerjakan, yaitu waiting for runtime(r), uninterupted sleep(b) dan swapped out(w). Banyaknya proses yang mengalami waiting for runtime(r) dapat merupakan indikasi terjadinya suatu masalah misalnya telah terjadi bottleneckyaitu penumpukan proses-proses disuatu tempat.

Kolom memory dan swap digunakan untuk mendeteksi adanya kesalahan yang ditimbulkan oleh manajemen memori. Kolom-kolom swpd, free, buff dan cache berturut-turut menjelaskan jumlah memori virtual yang digunakan, jumlah memori idle, jumlah memori yang dipakai sebagai buffer dan jumlah memori yang tersisa dalam cache, semuanya dalam KB. Perhatikan kolom swap in(si), merupakan jumlah memori yang di-paging dari disk dalam satuan KB/detik sedangkan swap out(so) adalah kebalikannya.

Tiga kolom terakhir adalah persentasi penggunaan CPU yaitu persentasi penggunaan CPU untuk tugas-tugas user(us), persentasi penggunaan CPU untuk tugas-tugas sistem termasuk waktu tunggu I/O, pelaksanaan fungsi-fungsi sistem operasi secara umum(sy) dan persentasi CPU idle atau saat tidak digunakan(id). Untuk mendeteksi suatu kesalahan yang diakibatkan oleh masalah CPU sebaiknya dengan melihat persentasinya secara signifikan dalam satu periode waktu. Misalnya pada saat komputer idle dalam satu periode waktu, perhatikan kolom us dan sy seharusnya menunjukkan angka yang rendah sedangkan kolom id menunjukkan angka yang tinggi. Bila tidak seperti itu maka dipastikan ada masalah yang berkaitan dengan CPU.

top

Menampilkan informasi proses yang sedang dilakukan CPU secara real time. Kelebihan dari top ini adalah kita dapat memanipulasi proses-proses tersebut secara interaktif dengan menekan tombol-tombol menu. Misalnya untuk meng-kill sebuah proses, kita cukup menekan tombol K dan mengisi nomor proses(PID) yang ingin di-kill.

Untuk menjalankannya cukup dengan mengetikkan perintah top dan segera ditampilkan daftar proses-proses yang sedang berjalan saat itu berikut informasi-informasi lainnya. Informasi-informasi yang ditampilkan tersebut secara default akan diperbarui atau diupdate setiap 5 detik. Berikut ini tampilan sebagian dari daftar proses-proses yang ditunjukkan oleh top:


Baris-baris header menampilkan informasi mengenai waktu, jumlah user, banyaknya proses, penggunaan CPU serta memori secara jelas. Misalnya saat itu sistem memiliki 35 buah proses, dimana 4 proses sedang berjalan, 30 proses sleeping dan ada sebuah proses menjadi zombie. Porses zombie ini adalah sebuah proses yang hang atau hidup segan, mati tak mau dan apabila Anda tidak bisa mem-kill proses zombie ini maka parent process-nya harus di-kill lebih dahulu. Gunakan perintah pstree atau ps ufx untuk mengurut proses mana yang menjadi parent dari zombie tersebut.

Daftar menu untuk mengoperasikan top dapat dilihat dengan menekan tombol ?, atau h. Dengan menggunakan tombol-tombol dalam daftar menu tersebut, kita dapat melakukan manipulasi semua proses dalam sistem. Misalnya, tombol k untuk meng-kill sebuah proses, tombol r untuk me-renice proses dan q untuk keluar atau mengakhiri progam top.

Multi User

Bagaimana Tidak Menggunakan Root?

Bila Anda membaca beberapa bab yang lalu, pernah disinggung mengenai kerugian-kerugian apabila kita selalu bekerja sebagai root. Tapi kemudian saya memperoleh beberapa pertanyaan seperti ini: Apakah saya masih bisa menggunakan hak-hak khusus root setelah saya tidak memakainya? Mengapa saya tidak bisa lagi melakukan koneksi dial-up setelah saya login bukan sebagai root?

Seperti yang telah kita ketahui, Linux termasuk sistem multiuser dimana suatu resource bisa digunakan oleh banyak user. Setiap user biasanya diberi ruangan atau space yang di simpan rapi dibawah direktori /home. Setiap user di home masing-masing memiliki hak mengakses, membaca atau menulis file-file di dalam home mereka sendiri tetapi mereka belum tentu bisa melakukan hal yang sama di home milik user lain atau direktori milik root. Masing-masing user bisa diberi hak-hak khusus yang berlainan untuk mengakses, membaca atau menulis ke sebuah file atau direktori oleh root. Oleh karena itu kita bisa saja meninggalkan root atau tidak lagi login sebagairoot sepanjang hari dengan cara membuat home sendiri, login sebagai user biasa serta memberikan hak akses seperlunya saja agar tidak membahayakan sistem bila suatu saat kita melakukan kesalahan.

Membuat rumah untuk saya, mama, keponakan atau teman saya

Mudah saja, saat Anda login sebagai root, jalankan perintah sebagai berikut:

# adduser meong

# passwd meong

Setelah mengetik perintah terkahir Anda akan ditanya password untuk membuka home Anda. Ketikkan saja passwordnya sebanyak dua kali dengan kata yang sama. Selanjutnya Anda telah memiliki 'rumah' baru dan siap untuk digunakan. Bila Anda menginginkan, Anda juga bisa memberikan home lain kepada mama, keponakan yang masih duduk TK atau kepada teman kuliah Anda yang sedang menumpang mengetik skripsinya di komputer Anda.

Group

Setiap user paling sedikit bergabung dengan sebuah group. Group bisa berisi kumpulan user lain atau program yang mempunyai kesamaan tugas. Group memungkinkan sebuah file bisa dipergunakan secara bersama hanya oleh user-user yang tergabung didalamnya. Oleh karena itu cara mengelompokkan user-user dalam group ini adalah salah satu cara yang mudah bagi root untuk memberikan hak akses file-file miliknya kepada sekelompok user.

Untuk membuat group baru, Anda bisa menggunakan perintah groupadd. Misalnya, Anda ingin membuat group baru yang namanya konek maka perintahnya adalah sbb:

# groupadd konek

Untuk parameter yang lain seperti menentukan gid, password dan lain-lain silakan lihat manualnya. Berikutnya adalah menambahkan user-user yang akan bergabung ke dalam group konek ini. Informasi group disimpan dalam file /etc/group, bukalah dengan menggunakan editor kesayangan Anda, kemudian tambahkan nama-nama user yang akan bergabung dalam group konek.

Setiap baris dalam file /etc/group terdiri dari empat segmen yang dipisahkan oleh tanda titik dua,

nama group : password : group id(gid) : user

Carilah baris group konek dan cukup tambahkan nama user yang akan bergabung dengan group konek ini di segmen terakhir. Pisahkan nama user dengan tanda koma bila user yang bergabung lebih dari satu, misalnya:

konek : : 501 : meong, fryda

Password biasanya kosong atau * atau biarkan saja bila Anda tidak membuat password untuk group ini. Setelah file /etc/group ini di simpan maka tugas berikutnya adalah merubah permission dan ownership file-file yang bisa diakses oleh group konek.

Permission dan Ownership

Setiap file memiliki perijinan dan kepemilikan yang menentukan siapa saja yang boleh mengaksesnya. Lihatlah kembali bab mengenai command line khusunya perintah chgrp, chmod dan chown atau lihat manual perintah-perintah tersebut untuk lebih memahami fungsi perijinan dan kepemilikan ini.

Sebagai contoh, bila Anda menginginkan group konek yang telah dibuat beberapa saat lalu itu, semua anggotanya bisa melakukan dial-up sendiri maka Anda harus merubah perijinan atau kepemilikan dari beberapa file yang berhubungan dengan dial-up supaya bisa diakses oleh group konek.

Bila Anda memakai kppp dari KDE sebagai dial-up maka Anda bisa merubah kepemilikan file kppp menjadi milik group konek seperti ini:

[root@cybernetics /root]# ls -l /usr/bin/kppp

-rwx------ 1 root root 365660 Apr 19 00:33 /usr/bin/kppp

[root@cybernetics /root]# chown .konek /usr/bin/kppp [root@cybernetics /root]# ls -l /usr/bin/kppp -rwsrws--- 1 root konek 365660 Apr 19 00:33 /usr/bin/kppp

Lakukanlah hal yang sama pada file-file yang berhubungan dengan dial-up seperti /dev/modem, file-file di /etc/ppp/option dan sebagainya.

Setelah itu user-user yang tergabung dalam group konek diharuskan login ke group konek dengan mengetikkan perintah newgrp apabila ingin dapat melakukan dial-up dengan kppp:

[fryda@cybernetics fryda]$ newgrp konek

Sekarang user fryda sudah dapat melakukan dial-up sendiri dengan kppp tanpa bantuan root.

Command Line

Seperti halnya bila kita mengetikkan perintah di DOS, command line atau baris perintah di Linux juga diketikkan di prompt dan diakhiri enter untuk mengeksekusi perintah tersebut. Baris perintah merupakan cara yang lebih efisien untuk melakukan sesuatu pekerjaan oleh karena itu pemakai Linux tetap mengandalkan cara ini untuk bekerja. Sebaiknya pemula juga harus mengetahui dan sedikitnya pernah menggunanakan perintah baris ini karena suatu saat pengetahuan akan perintah-perintah ini bisa sangat diperlukan.

Saya mengumpulkan beberapa perintah dasar yang mungkin kelak akan sering digunakan terutama oleh para pemula. Perhatian: pengetahuan akan perintah-perintah yang lain akan segera bertambah seiring dengan kemajuan Anda menguasai sistem operasi Linux ini.

Penjelasan masing-masing perintah akan dipersingkat saja dan untuk mengetahui lebih detail lagi fungsi-fungsi suatu perintah, Anda dapat melihat manualnya, misalnya dengan mengetikkan perintah man:

$ man ls

Manual tersebut akan menampilkan bagaimana cara penggunaan perintah lsitu secara lengkap.

&

Perintah & dipakai dibelakang perintah lain dan menjalankannya di background. Tujuannya adalah untuk membebaskan shell agar bisa dipergunakan menjalankan proses-proses yang lain. Lihat juga perintah bg dan fg.

adduser

Biasanya hanya dilakukan oleh root untuk menambahkan user atau account yg baru. Setelah perintah ini bisa dilanjutkan dengan perintah passwd, yaitu perintah untuk membuat password bagi user tersebut.

# adduser udin

# passwd udin

Selanjutnya Anda akan diminta memasukkan password untuk user udin. Isikan password untuk udin dua kali dengan kata yang sama.

alias

Digunakan untuk memberi nama lain dari sebuah perintah. Misalnya bila Anda ingin perintah ls dapat juga dijalankandengan mengetikkan perintah dir, maka buatlah aliasnya sbb:

$ alias dir=ls

Untuk melihat perintah-perintah apa saja yang mempunyai nama lain saat itu, cukup ketikkan alias. Lihat juga perintah unalias.

bg

Untuk memaksa sebuah proses yang dihentikan sementara(suspend) agar berjalan di background. Misalnya Anda sedang menjalankan sebuah perintah di foreground (tanpa diakhiri perintah &) dan suatu saat Anda membutuhkan shell tersebut maka Anda dapat memberhentikan sementara perintah tersebut dengan Ctrl-Z kemudian ketikan perintah bg untuk menjalakannya di background. Dengan cara ini Anda telah membebaskanshell tapi tetap mempertahankan perintah lama berjalan di background. Lihat juga perintah fg.

cat

Menampilkan isi dari sebuah file di layar.

$ cat namafile

cd

Change Directory atau untuk berpindah direktori dan saya kira Anda tidak akan menemui kesulitan menggunakan perintah ini karena cara penggunaanya mirip dengan perintah cd di DOS.

chgrp

Perintah ini digunakan untuk merubah kepemilikan kelompok file atau direktori. Misalnya untuk memberi ijin pada kelompok atau grup agar dapat mengakses suatu file. Sintaks penulisannya adalah sbb:

# chgrp

chmod

Digunakan untuk menambah dan mengurangi ijin pemakai untuk mengakses file atau direktori. Anda dapat menggunakan sistem numeric coding atau sistem letter coding. Ada tiga jenis permission/perijinan yang dapat dirubah yaitu r untuk read, w untuk write dan x untuk execute.

Dengan menggunakan letter coding, Anda dapat merubah permission diatas untuk masing-masing u (user), g (group), o (other) dan a (all) dengan hanya memberi tanda plus (+) untuk menambah ijin dan tanda minus (-) untuk mencabut ijin.

Misalnya untuk memberikan ijin baca dan eksekusi file coba1 kepada owner dan group, perintahnya adalah:

$ chmod ug+rx coba1

Untuk mencabut ijin-ijin tersebut:

$ chmod ug-rx coba1

Dengan menggunakan sitem numeric coding, permission untukuser, group dan other ditentukan dengan menggunakan kombinasi angka-angka, 4, 2 dan 1 dimana 4 (read), 2 (write) dan 1 (execute).

Misalnya untuk memberikan ijin baca(4), tulis(2) dan eksekusi(1) file coba2 kepada owner, perintahnya adalah:

$ chmod 700 coba2

Contoh lain, untuk memberi ijin baca(4) dan tulis(2) file coba3 kepada user, baca(4) saja kepada group dan other, perintahnya adalah:

$ chmod 644 coba3

chown

Merubah user ID (owner) sebuah file atau direktori

$ chown

cp

Untuk menyalin file atau copy. Misalnya untuk menyalin file1 menjadi file2:

$ cp

fg

Mengembalikan suatu proses yang dihentikan sementar(suspend) agar berjalan kembali di foreground. Lihat juga perintah bg diatas.

find

Untuk menemukan dimana letak sebuah file. Perintah ini akan mencari file sesuai dengan kriteria yang Anda tentukan. Sintaksnya adalah perintah itu sendiri diikuti dengan nama direktori awal pencarian, kemudian nama file (bisa menggunakan wildcard, metacharacters) dan terakhir menentukan bagaimana hasil pencarian itu akan ditampilkan. Misalnya akan dicari semua file yang berakhiran .doc di current direktori serta tampilkan hasilnya di layar:

$ find . -name *.doc -print

. /public/docs/account.doc

. /public/docs/balance.doc

. /public/docs/statistik/prospek.doc

./public/docs/statistik/presconf.doc

grep

Global regular expresion parse atau grep adalah perintah untuk mencari file-file yang mengandung teks dengan kriteria yang telah Anda tentukan.

$ grep

Misalnya akan dicari file-file yang mengandung teks marginal di current direktori:

$ grep marginal

diferent.doc: Catatan: perkataan marginal luas dipergunakan di dalam ilmu ekonomi

prob.rtf: oleh fungsi hasil marginal dan fungsi biaya marginal jika fungsi

prob.rtf: jika biaya marginal dan hasil marginal diketahui maka biaya total

gzip

Ini adalah software kompresi zip versi GNU, fungsinya untuk mengkompresi sebuah file. Sintaksnya sangat sederhana:

$ gzip

Walaupun demikian Anda bisa memberikan parameter tertentu bila memerlukan kompresi file yang lebih baik, silakan melihat manual page-nya. Lihat juga file tar, unzip dan zip.

halt

Perintah ini hanya bisa dijalankan oleh super useratau Anda harus login sebagai root. Perintah ini untuk memberitahu kernel supaya mematikan sistem atau shutdown.

hostname

Untuk menampilkan host atau domain name sistem dan bisa pula digunakan untuk mengesset nama host sistem.

[meong@localhost docs] $ hostname

localhost.localdomain

kill

Perintah ini akan mengirimkan sinyal ke sebuah proses yang kita tentukan. Tujuannya adalah menghentikan proses.

$ kill

PID adalah nomor proses yang akan di hentikan.

less

Fungsinya seperti perintah more.

login

Untuk masuk ke sistem dengan memasukkan login ID atau dapat juga digunakan untuk berpindah dari user satu ke user lainnya.

logout

Untuk keluar dari sistem.

ls

Menampilkan isi dari sebuah direktori seperti perintah dir di DOS. Anda dapat menggunakan beberapa option yang disediakan untuk mengatur tampilannya di layar. Bila Anda menjalankan perintah ini tanpa option maka akan ditampilkan seluruh file nonhidden(file tanpa awalan tanda titik) secara alfabet dan secara melebar mengisi kolom layar. Option -la artinya menampilkan seluruh file/all termasuk file hidden(file dengan awalan tanda titik) dengan format panjang.

man

Untuk menampilkan manual page atau teks yang menjelaskan secara detail bagaimana cara penggunaan sebuah perintah. Perintah ini berguna sekali bila sewaktu-waktu Anda lupa atau tidak mengetahui fungsi dan cara menggunakan sebuah perintah.

$ man

mesg

Perintah ini digunakan oleh user untuk memberikan ijin user lain menampilkan pesan dilayar terminal. Misalnya mesg Anda dalam posisi y maka user lain bisa menampilkan pesan di layar Anda dengan write atau talk.

$ mesg y atau mesg n

Gunakan mesg n bila Anda tidak ingin diganggu dengan tampilan pesan-pesan dari user lain.

mkdir

Membuat direktori baru, sama dengan perintah md di DOS.

more

Mempaging halaman, seperti halnya less

mount

Perintah ini akan me-mount filesystem ke suatu direktori atau mount-point yang telah ditentukan. Hanya superuser yang bisa menjalankan perintah ini. Untuk melihat filesystem apa saja beserta mount-pointnya saat itu, ketikkan perintah mount. Perintah ini dapat Anda pelajari di bab mengenai filesystem. Lihat juga perintah umount.

$ mount

/dev/hda3 on / type ext2 (rw)

none on /proc type proc (rw)

/dev/hda1 on /dos type vfat (rw)

/dev/hda4 on /usr type ext2 (rw)

none on /dev/pts type devpts (rw,mode=0622)

mv

Untuk memindahkan file dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Bila argumen yang kedua berupa sebuah direktori maka mv akan memindahkan file ke direktori tersebut. Bila kedua argumen berupa file maka nama file pertama akan menimpa file kedua. Akan terjadi kesalahan bila Anda memasukkan lebih dari dua argumen kecuali argumen terakhir berupa sebuah direktori.

passwd

Digunakan untuk mengganti password. Anda akan selalu diminta mengisikan password lama dan selanjutnya akan diminta mengisikan password baru sebanyak dua kali. Password sedikitnya terdiri dari enam karakter dan sedikitnya mengandung sebuah karakter.

pwd


Menampilkan nama direktori dimana Anda saat itu sedang berada.

rm


Untuk menghapus file dan secara default rm tidak menghapus direktori. Gunakan secara hati-hati perintah ini terutama dengan option -r yang secara rekursif dapat mengapus seluruh file.

rmdir


Untuk menghapus direktori kosong.

shutdown


Perintah ini untuk mematikan sistem, seperti perintah halt. Pada beberapa sistem anda bisa menghentikan komputer dengan perintah shutdown -h now dan merestart sistem dengan perintah shutdown -r now atau dengan kombinasi tombol Ctr-Alt-Del.

su


Untuk login sementara sebagai user lain. Bila user ID tidak disertakan maka komputer menganggap Anda ingin login sementara sebagai super user atau root. Bila Anda bukan root dan user lain itu memiliki password maka Anda harus memasukkan passwordnya dengan benar. Tapi bila Anda adalah root maka Anda dapat login sebagai user lain tanpa perlu mengetahui password user tersebut.

tail


Menampilkan 10 baris terakhir dari suatu file. Default baris yang ditampilkan adalah 10 tapi Anda bisa menentukan sendiri berapa baris yang ingin ditampilkan:

$ tail

talk


Untuk mengadakan percakapan melalui terminal. Input dari terminal Anda akan disalin di terminal user lain, begitu sebaliknya.

tar


Menyimpan dan mengekstrak file dari media seperti tape drive atau hard disk. File arsip tersebut sering disebut sebagai file tar. Sintaknya sebagai berikut:

$ tar

umount


Adalah kebalikan dari perintah mount, yaitu untuk meng-unmount filesystem dari mount-pointnya. Setelah perintah ini dijalankan direktori yang menjadi mount-point tidak lagi bisa digunakan.

# umount

unalias


Kebalikan dari perintah alias, perintah ini akan membatalkan sebuah alias. Jadi untuk membatalkan alias dir seperti telah dicontohkan diatas, gunakan perintah:

$ unalias dir

unzip


Digunakan untuk mengekstrak atau menguraikan file yang dikompres dengan zip. Sintaknya sederhana dan akan mengekstrak file yang anda tentukan:

$ unzip

Lihat juga perintah-perintah gzip dan unzip.

wall


Mengirimkan pesan dan menampilkannya di terminal tiap user yang sedang login. Perintah ini berguna bagi superuser atau root untuk memberikan peringatan ke seluruh user, misalnya pemberitahuan bahwa server sesaat lagi akan dimatikan.

# who Dear, everyone..... segera simpan pekerjaan kalian, server akan saya matikan 10 menit lagi.

who


Untuk menampilkan siapa saja yang sedang login. Perintah ini akan menampilkan informasi mengenai login name, jenis terminal, waktu login dan remote hostname untuk setiap user yang saat itu sedang login. Misalnya:

$ who

root ttyp0 May 22 11:44

meong ttyp2 May 22 11:59

pooh ttyp3 May 22 12:08

xhost +


Perintah ini digunakan untuk memberi akses atau menghapus akses(xhost -) host atau user ke sebuah server X.

xset


Perintah ini untuk mengeset beberapa option di X Window seperti bunyi bel, kecepatan mouse, font, parameter screen saver dan sebagainya. Misalnya bunyi bel dan kecepatan mouse dapat Anda set menggunakan perintah ini:

$ xset b

$ xset m

zip


Perintah ini akan membuat dan menambahkan file ke dalam file arsip zip. Lihat juga perintah gzip dan unzip.




MAILING LIST LINUX

Milis id-linux

Milis 'resmi' yang memakai bahasa Indonesia adalah id-linux yang beberapa saat lalu terpecah-pecah menjadi beberapa sub topik:

Linux Admin - Membicarakan administrasi sistem dan networking Linux.
Subscribe:
linux-admin-subscribe@linux.or.id

Linux Aktivis - Membicarakan pengembangan dan pemasyarakatan Linux di Indonesia.
Subscribe:
linux-aktivis@linux.or.id

Linux Berita - Memberikan informasi tentang berita dan pengumuman kegiatan Linux di Indonesia khususnya.
Subscribe:
linux-berita-subscribe@linux.or.id

Linux Bursa - Jual-beli barang/jasa Linux, penawaran dan pencarian kerja di bidang Linux.
Subscribe:
linux-bursa-subscribe@linux.or.id

Linux Desktop - Diskusi cara penggunaan program aplikasi seperti KDE, Gnome, StarOffice dsb.
Subscribe:
linux-desktop-subscribe@linux.or.id

Linux Policy - Non teknis Linux misalnya GPL, Open Source.
Subscribe:
linux-policy-subscribe@linux.or.id

Linux Programming - Diskusi mengenai pemrograman Linux, bahasa, teknik, trik dan tips.
Subscribe:
linux-programming-subscribe@linux.or.id

Linux Setup - Tempat yang menarik bagi newbie menanyakan masalah instalasi, cara setup program dsb.
Subscribe: linux-setup-subscribe@linux.or.id

Milis lain

Mailing list lain, meskipun tidak khusus membicarakan Linux:

Universitas Gunadarma, Jakarta, diskusi seputar masalah teknologi informasi.
Subscribe: milis-request@gunadarma.ac.id dengan body mail 'subscribe'

PAU-Mikro, diskusi masalah komputer, sistem operasi dan teknologi informasi lainnya.
Subscribe:
pau-mikro-subscribe@nusantara.net

KESINI, diskusi tentang komunikasi data/packet melalui radio.
Subscribe: lyris@thelist.ywcn.or.id

Milist RedHat Linux

Sedangkan yang khusus mengenai RedHat Linux dan berbahasa Inggris, silakan cek di http://www.redhat.com/support/mailing-lists

Seperti halnya id-linux, milis-milis RedHat tersebut dipecah-pecah berdasarkan topik tertentu seperti, redhat-list, redhat-digest, redhat-install-list, redhat-ppp-list dan sebagainya.

Cobalah subscribe ke redhat-list yang membicarakan RedHat Linux secara umum, redhat-list-request@redhat.com dengan subyek subscribe atau

coba subscribe ke redhat-install-list yang membicarakan instalasi RedHat secara umum termasuk masalah hardware, pemilihan paket dan sebagainya, redhat-install-list-request@redhat.com dengan subyek subscribe.

MODUL 5

LINUX SUSE10.0

TAHAPAN INSTALASI

1. Masukkan DVD SuSE 10.2 dan setting komputer agar melakukan boot melalui CD

Tampilan Linux Booting

2. SuSE akan menampilkan halaman awal instalasi. Pilih Installation. Pada proses ini sebenarnya kita bisa memilih sumber instalasi, tapi karena kita install dasar dan kita menggunakan CD, kita tinggal next. Kalau install dari sumber lain, tekan F4 pada bagian ini.

Menu Pilihan Installasi

3. Proses pertama adalah melakukan loading kernel

Loading Kernel

4. Proses load kernel secara lengkap bisa dilihat dengan menekan tombol Esc.

Load Kernel mode teks

5. Berikutnya adalah memilih bahasa

Pemilihan Bahasa

6. Setelah memilih bahasa, SuSE menampilkan pilihan Perjanjian Lisensi. Baca baik-baik, pilih I Agree... dan klik Next

Halaman License

7. Tahap berikutnya adalah mode instalasi. Jika harddisk yang kita gunakan pernah diinstalasikan SuSE atau Linux lain, kita bisa memilih opsi lain. Karena ini adalah instalasi pertama, pilih saja default New Installation. Klik Next.

Mode Pemilihan Installasi

8. Setelah mode instalasi, wizard berikutnya menanyakan Clock & Time Zone. Pilih Time Zone Asia Jakarta [sesuaikan dengan daerah waktu anda. Saya berada di wilayah Indonesia bagian barat / WIB sehingga memilih Jakarta]. Untuk waktu, bisa memilih UTC (Coordinated Universal Time, GMT) atau Local Time. Saya memilih local time karena saya memang hanya bekerja di di Jakarta, tidak / belum memerlukan informasi waktu secara internasional. Klik Next.

Waktu dan Time Zone

9. Langkah selanjutnya, memilih desktop environment. Bisa memilih Gnome bias juga memilih KDE [Kool Desktop Environment]. Jika menggunakan SuSE dikhususkan untuk server, saya menyarankan menggunakan pilihan Other dan memilih Text Mode, namun bagi anda yang baru kali ini melakukan instalasi Linux, saya lebih menyarankan menggunakan KDE atau Gnome. Text Mode sangat ringan, namun seperti namanya, tidak menggunakan grafik. Bagi administrator atau IT yang biasa bergelut dengan sistem Windows baik server maupun klien, gunakan saja desktop KDE atau Gnome. Kebutuhan pilihan Text Mode akan datang dengan sendirinya jika anda sudah merasakan kehebatan tools administrasi Linux berbasis Text.

Banyak orang sampai terus menerus membandingkan antara KDE dan Gnome mau pilih yang mana. Buat saya pribadi, pilihan tersebut hanya sekedar pilihan. Keduanya sama baiknya. Sama powerfulnya. Silakan pilih yang disuka. Tutorial saya menggunakan Gnome, meski untuk beberapa aplikasi saya menggunakan tools native KDE.

Pemilihan mode Desktop

10. Setelah memilih desktop environment, SuSE akan menampilkan pilihan setting instalasi. Ada 2 tab pada posisi ini, yaitu Overview, berisi pilihan utama dan Expert untuk setting yang lebih lengkap. Kedua pilihan pada dasarnya sama, hanya saja Overview menampilkan setting utama dan menyembunyikan setting yang kelihatannya terlalu rumit. Minimal buat pemula, yang perlu disetting ya hanya 2 jenis, yaitu pilihan partisi dan pilihan software. Pilihan partisi ini sangat penting, mengingat banyak pemula dalam mengenal Linux pertama kali sering merasa bingung pada istilah partisi yang sedikit berbeda dengan partisi model Windows.

Proses instalasi desktop sebenarnya hanya cukup memiliki 2 partisi, yaitu partisi utama alias / (slash) atau root directory dan partisi swap. Partisi utama atau root directory bisa diumpamakan (meski tidak 100% analog) sebagai drive C [System] pada Windows.

Partisi utama bisa terdiri dari berbagai folder. Jangan dibingungkan dengan istilah folder root. / memang disebut root directory. Namun user root (user root = user Administrator pada Windows) juga memiliki folder dengan nama /root. Jika saya menulis /root, itu berarti folder milik user yang bernama root, sedangkan kalau saya menyebut root directory, itu merujuk pada /.

Folder milik user (home directory) biasanya berada pada directory /home. Ini bisa diumpamakan sebagai Document & Setting. Khusus user bernama root, home directory-nya bernama /root. Alasan mengapa user khusus ini memiliki folder yang berbeda adalah karena root harus memiliki hak penuh terhadap seluruh folder. Penjelasan lebih lengkap mengenai hal ini akan coba saya turunkan pada artikel lain atau bisa juga langsung di search di Google.

Anggap ini baru pertama kali melakukan setting, jadi kliklah Link Partitioning

Setting Installasi

11. Saat link Partitioning di klik, SuSE akan menampilkan model partisi yang direkomendasikan. Ada 4 pilihan yang tersedia, yaitu :

· Accept Proposal

Berarti anda menyetujui model partisi otomatis yang dilakukan oleh SuSE. Jika anda memiliki harddisk kosong, pilihan ini bisa dipilih. Biasanya SuSE menyediakan partisi besar untuk /home [sebagai tempat penyimpanan data], partisi yang cukup besar untuk / dan partisi kecil untuk swap.

· Base Partition Setup on this Proposal

Pilihan ini berarti kita mendasarkan setup melalui pilihan yang disediakan oleh SuSE. Kalau pilihan pertama kita langsung menyetujuinya tanpa syarat, pilihan ini memberikan kita kesempatan untuk mereview dan merubah pilihan yang disediakan oleh SuSE.

· Create Custom Partition Setup

Pilihan ini yang akan kita pilih karena memberikan kebebasan menentukan partisi.

· Create LVM Based Proposal

Pilihan partisi kita akan menggunakan model LVM (Logical Volume Manager). LVM akan saya bahas selengkapnya dilain waktu.

Pemilihan Partisi Hardisk

12. Pilih Create Custom Partition Setup dan klik Next

Pada pilihan ini kita dapat memilih partisi apa saja yang kita buat dan berapa besarnya.

Pengecekan Harddisk step 1

13. Pada gambar berikut, pilih Create

Menu Pembuatan Partisi cara manual

14. Pilih Primary Partition

Tipe Partisi

15. Pertama kali yang kita buat adalah partisi untuk /.

Pada gambar berikut, pilih :

v Mountpoint : /

v Filesystem : Ext3 (default)

v Start Cylinder : 0 (default)

v End : +XXGB

Untuk End, Jika kita ingin memberikan 40 GB pada partisi root, ketikkan +40G atau +40GB.

Setelah selesai, klik OK dan ulangi untuk partisi lain. Khusus untuk partisi swap, kita tidak perlu melakukan setting mount point karena akan secara otomatis dibuatkan saat kita mengganti FileSystem = Swap.

Jika melakukan setting untuk server dan memiliki kapasitas disk dalam jumlah besar atau disk lebih dari 1, kita dapat memisahkan partisi home dengan partisi / dan partisi lainnya. Untuk sementara kita gunakan 3 partisi standar, yaitu /, home dan swap.

Berbagai literatur menyarankan agar partisi untuk / kecil saja namun berdasarkan pengalaman pribadi, kita bisa sengsara kalau memberikan partisi / dengan kapasitas yang terlalu kecil. Partisi non root dapat dengan mudah kita perbesar dan perkecil namun partisi root jauh lebih sulit. Jika saya memiliki harddisk 40 GB, saya akan berikan partisi root sebanyak 30 GB, partisi swap sebanyak 1.5 X RAM dan sisanya untuk Home. Formasi ini berlainan jika saya menggunakan partisi khusus untuk /opt atau /var atau partisi lainnya, namun yang jelas 70 hingga 80% kapasitas akan saya berikan untuk folder /.

Jika menginginkan partisi dalam bentuk lain, silakan sesuaikan dengan apa yang diinginkan.

Primary Partition

Type Format Hardisk

16. Setelah selesai melakukan setting partisi, klik Accept. Kita akan kembali ke menu awal.

Setting Installasi

17. Kita bisa memilih aplikasi apa saja yang akan diinstall dengan melakukan klik pada bagian Software namun biasanya masing-masing aplikasi memiliki dependensi. Kita bisa mengurangi software yang tidak perlu setelah kita install, kecuali kita bisa memastikan secara pasti apakah kita memang benarbenar tidak menginginkan suatu software. Klik Accept untuk memulai proses instalasi. Oh ya, Jika kita penasaran pada pilihan lainnya, kita boleh kok klik tab Expert

Apa bedanya tab expert dengan tab overview ? Bedanya hanya pada tampilan pilihan saja . silakan lihat screenshot berikut :

Setting Installation Expert

18. Sebelum memulai proses instalasi, OpenSUSE akan menanyakan persetujuan kita pada lisensi non opensource. Ini biasanya dilakukan jika kita mengikutsertakan file-file propietary seperti Adobe Acrobat Reader atau Flash Player. Klik saja I Agree.

Licensi open Soerce

19. OpenSUSE akan meminta konfirmasi instalasi. Klik Install

Confirm Installasi

20. Hal pertama yang dilakukan oleh OpenSUSE adalah instalasi partisi. Proses tersebut mungkin akan memakan waktu yang cukup lama, jadi kita boleh istirahat sebentar.

Pengecekan Hardisk

21. Kemudian melakukan format harddisk

Format Hardisk

22. Berikutnya mulai melakukan instalasi aplikasi. Kita bisa memilih tab Details jika ingin tahu aplikasi apa saja yang sedang menjalani proses instalasi.

Installasi Paket

23. Menjelang selesai instalasi dasar, OpenSUSE akan menyelesaikan proses, melakukan restart dan meneruskan proses instalasi. Pada posisi ini, biarkan OpenSUSE melakukan booting secara otomatis. Jangan khawatir, proses instalasi akan dilanjutkan secara otomatis.

Finishing Basic Installation

24. Setelah selesai melakukan instalasi, tahap selanjutnya adalah memberikan password untuk root. Root adalah user yang akan bertindak sebagai administrator sistem.

Insert Passwor Root

25. Tahap berikutnya adalah memberikan nama (host name) untuk computer yang diinstalasi. Masukkan hostname dan domain name. Saya menonaktifkan pilihan “Change Hostname via DHCP” karena saya ingin nama computer bersifat statik.

Hastname dan Domain Name

26. Tahap berikutnya adalah setting hardware. Disini kita bisa memilih beberapa pilihan sebagai berikut :

Configurasi IP Address

· Network Mode, apakah kita akan mengaktifkan Network Manager atau mau secara manual ? Jika kita memiliki lebih dari satu network card, gunakan pilihan manual. Network Manager memudahkan kita dalam melakukan pengecekan koneksi jaringan.

· Firewall, diaktifkan atau tidak. Default = aktif. Pilihan saya adalahdisable. Jika ingin menjadikan komputer kita sebagai server, aktifkan pilihan ini, namun jangan lupa untuk selalu melakukan setting tambahan yang memperbolehkan akses melewati firewall jika akan melakukan setup sistem.

· Ipv6, default diaktifkan. Biarkan pilihan ini

· Network Interface, kita bisa melakukan setting IP, netmask dan gateway serta DNS disini. Lihat contoh berikut (saya menggunakan contoh IP : 192.168.0.100) :

Hasil Konfigurasi Network

Pengisian IP Address

Hasil IP Address

Configurasi Network

* DSL, ISDN dan Modem, sesuaikan dengan kondisi. Ini bisa dilakukan nanti melalui YAST.

* VNC bisa diaktifkan jika kita menginginkan akses remote terhadap computer yang sedang diinstall.

* Setup Proxy, jika sudah ada Proxy Server. Lihat contoh setting sebagai berikut :

Configurasi Proxy

Kalau semua sudah disetting, pilih Next. OpenSUSE akan melakukan penyimpanan setting.

Configurasi Di Simpan

Konfigurasi Jaringan Disimpan

27. Tahap berikutnya, OpenSUSE akan mengetes koneksi internet dan melakukan download update. Hal ini bisa dilakukan nanti. Pilih No, Skip this test, kemudian Next.

Test koneksi Internet

28. OpenSUSE akan mendaftarkan repositori agar kita bisa melakukan update langsung melalui internet. Ini bisa dilakukan nanti, kita bisa mencatat alamatnya. Kalau mau dilakukan sekarang juga tidak masalah. Silakan pilih yang paling tepat Untuk mempercepat, saya menghilangkan pilihan repositori dan kemudian memilih No pada pilihan Register the sources now ?

Repositori Update

29. OpenSUSE akan meminta metode authentikasi. Karena saya menggunakan untuk lokal, saya memilih local (/etc/password). Jika nanti menginginkan model authentikasi lain, kita bisa mengubahnya.

Autetifikasi User

User Area

Verifikasi User Group

30. Akhirnya, tahapan instalasi selesai sudah. OpenSUSE menampilkan halaman release notes yang berisi informasi tentang OpenSUSE dan beberapa informasi penting jika melakukan instalasi ini. Apakah sudah selesai, eit tunggu dulu. Klik Next dan kita akan melakukan deteksi hardware.

Open Suse Release

31. OpenSUSE akan melakukan deteksi graphic card (VGA), Printer, Sound Card dan beberapa hardware penting. Sepanjang pengalaman saya, OpenSUSE mendeteksi hardware dengan sempurna. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah resolusi layar yang ada pada deteksi Graphic Cards. Pastikan ini sesuai dengan resolusi yang diinginkan. Kita bisa memilih Test the Configuration untuk mengetesnya. Ingat, jika kita hanya menyediakan resolusi 800X600, pilihan pada desktop nantinya hanya setinggi itu. Jika kita menginginkan resolusi layar 1024X768, ubah resolusinya sekarang dan lakukan test konfigurasi. Kita bisa mengubahnya nanti menggunakan SAX2 tapi jauh lebih sulit.

Konfigurasi Hardware

32. Sekarang OpenSUSE benar-benar selesai melakukan instalasi. Lihat screenshot berikut ini :

Installatin Complete

33. Klik Finish. OpenSUSE akan melakukan proses start untuk pertama kali (biasanya tidak perlu reboot).

Restart System

34. Berikut adalah contoh tampilan OpenSUSE di desktop saya (menggunakan KDE).

Tampilan Desktop KDE

DAFTAR PUSTAKA

1. Panduan lengkap Linux Desktop dengan RedHat Linux 9.0, Wahana Komputer.

2. www.redhat.com

3. www.dkomsel.wordpress.com

4. Linux buku Mini Suse Linux 10.1, Dian Rakyat

5. www.vavai.com

6. www.novell.com

Tidak ada komentar: